• Rabu, 27 September 2023

Pemerintah Akan Kurangi Penerbitan SBN, Karena Kondisi APBN Kita Sekarang Begini

- Selasa, 23 Mei 2023 | 09:18 WIB
 Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden selepas mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 16 Januari 2023.  (BPMI Setpres/Rusman)
Menteri Keuangan Sri Mulyani yang menyampaikan keterangan pers di Kantor Presiden selepas mengikuti sidang kabinet paripurna yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 16 Januari 2023. (BPMI Setpres/Rusman)

KETIKNEWS.ID,-- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati berencana akan mengurangi penerbitan surat berharga negara (SBN) lantaran kondisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga saat ini dinilai cukup baik.

"Penerbitan SBN nanti bisa dilakukan penurunan, karena kondisi keuangan negara yang cukup baik pada kuartal pertama ini," kata Sri Mulyani dalam keterangannya, Senin (22/5/2023).

Ia menjelaskan,  pada kuartal I-2023, APBN mencetak surplus sebesar Rp128,5 triliun. Surplus tersebut pun terus meningkat menjadi Rp234,7 triliun per April 2023.

Surplus terjadi karena terdapat lonjakan penerimaan negara yang cukup besar, yakni mencapai Rp1.000,5 triliun atau naik 17,3 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy) dalam empat bulan pertama tahun ini. Sedangkan, realisasi belanja negara baru sebesar Rp765,8 triliun.

"Penerbitan SBN neto per April 2023 mencapai Rp240 triliun atau 33,7 persen dari target APBN yang sebesar Rp712,9 triliun. Realisasi tersebut meningkat 68,8 persen (yoy) dari sebesar Rp142,2 triliun," ujarnya.

Menurut Menkeu, kenaikan tersebut seiring dengan antisipasi kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat, The Fed, maupun suku bunga di dalam negeri.

Selain penerbitan SBN, pemerintah turut melakukan pinjaman neto sebesar Rp3,9 triliun atau turun 72,7 persen (yoy).

Dengan demikian, Menkeu menyebutkan bahwa secara keseluruhan realisasi pembiayaan utang mencapai Rp243,9 triliun atau tumbuh 55,9 persen (yoy) dari Rp156,4 triliun.

"Dalam hal ini, realisasi pembiayaan utang telah mencapai 35 persen dari target APBN yang sebesar Rp696,3 triliun," paparnya.

Dengan pengelolaan yang bijaksana dan akuntabel, dirinya menuturkan realisasi pembiayaan terjaga baik dalam mendukung kinerja APBN.

"Pengelolaan dan waktu penerbitan utang, baik melalui SBN dan pinjaman, terkendali sesuai dengan strategi pembiayaan tahun 2023," pungkas Sri Mulyani.

 

Editor: Ijal Sikumbang

Tags

Terkini

Laku Keras, Toyota Jualan di GIIAS 2023

Senin, 21 Agustus 2023 | 13:31 WIB

Suzuki Terus Meroket di Bursa Otomotif Global

Selasa, 15 Agustus 2023 | 19:22 WIB
X