KETIKNEWS.ID,-- "Ini apa?" Tanya perempuan cantik itu sambil jari tangan kanannya menjumput bagian kiri atas baju yang dikenakannya.
"Kebaya…" jawab audien dihadapannya yang berjumlah lebih dari 50 orang dan sebagian besar adalah anak-anak muda berumur dibawah 25 tahun.
"Kalau ini?" Kali ini jari tangannya yang lentik itu menunjuk kain bawahan yang dikenakannya.
"Jarit….!!"
Baca Juga: Hari Batik Nasional, Kota Bandung Pamerkan Batik Khas Raksasa Berukuran 450 meter
"Ini adalah pakaian sehari-hari saya. Saya tak pernah malu untuk memakainya setiap hari. Saya bangga" sambungnya sambil berdiri dan seperti sengaja dia sedikit bergaya.
Sontak anak-anak muda itu pun bertepuk tangan.

Kinanti Sekar Rahina, namanya. Ketika banyak dari saudara sebangsanya cenderung memunggungi sejarah budaya leluhurnya, dia justru maju. Dia seperti ingin terlihat berdiri paling depan.
Dia satu dari sedikit sosok muda yang tersisa dari negeri yang konon adalah pemilik budaya luar biasa mashur itu. Seperti sengaja tak mau terlihat lelah, dia terus dan terus menggaungkan tradisi dan budaya nenek moyangnya.
Dia satu dari sedikit manusia langka di negeri ini. Dia adalah penari. Sekaligus juga seorang koreografer.
Sepertinya, style anggun baju yang melekat padanya bukan tentang fashion belaka, itu lebih terlihat seperti passion. Dan dia memang terlihat semakin cantik.
Tak hanya di Indonesia, dia terus dan terus bergerak untuk berkisah budaya nenek moyangnya. Jepang dan Thailand dia kunjungi.

Artikel Terkait
Sandiaga Uno Dorong dan Usulkan Kebaya Jadi Warisan Budaya Tak Benda UNESCO