KETIKNEWS.ID, -- Ransomware adalah jenis malware yang mengancam akan mempublikasikan data pribadi korban atau menghalangi aksesnya secara permanen kecuali korban membayar tebusan kepada penyerang. Ransomware dapat mengunci sistem tanpa merusak file, atau menggunakan teknik yang disebut enkripsi virus untuk mengenkripsi file korban sehingga tidak dapat diakses. Untuk mendekripsi file tersebut, korban memerlukan kunci dekripsi yang ditawarkan oleh penyerang dengan membayar tebusan.
Baru-baru ini, Bank BSI diduga menjadi korban serangan ransomware yang mengganggu layanan perbankannya. Menurut laporan media, penyerang meminta tebusan sebesar 50 juta dolar AS atau sekitar 700 miliar rupiah untuk mengembalikan akses ke data bank. Belum diketahui apakah bank tersebut telah membayar tebusan atau tidak.
Serangan ransomware dapat berdampak buruk bagi nasabah bank yang menggunakan layanan mobile banking. Mobile banking adalah layanan perbankan yang dapat diakses melalui perangkat seluler seperti ponsel pintar atau tablet. Mobile banking memungkinkan nasabah untuk melakukan transaksi perbankan seperti transfer uang, pembayaran tagihan, pembelian pulsa, dan lain-lain secara online.
Jika data bank terenkripsi oleh ransomware, nasabah mungkin tidak dapat mengakses akun mobile banking mereka atau mengalami kesulitan dalam melakukan transaksi. Selain itu, data pribadi dan keuangan nasabah juga berisiko bocor atau disalahgunakan oleh penyerang.
Untuk menjaga transaksi mobile banking agar tetap aman dari serangan ransomware, berikut beberapa tips yang dapat dilakukan oleh nasabah:
- Hindari mengunduh atau membuka file yang mencurigakan dari email atau situs web yang tidak dikenal. File tersebut bisa saja berisi ransomware yang akan menginfeksi perangkat Anda jika dibuka.
- Gunakan aplikasi mobile banking resmi dari bank Anda dan pastikan selalu memperbarui aplikasinya secara berkala. Aplikasi resmi biasanya memiliki fitur keamanan yang lebih baik dan terhindar dari malware.
- Aktifkan fitur keamanan pada perangkat Anda seperti kunci layar, sandi, sidik jari, atau pengenal wajah. Fitur ini dapat mencegah orang lain mengakses perangkat Anda tanpa izin dan melindungi data Anda jika perangkat hilang atau dicuri.
- Jangan menggunakan jaringan Wi-Fi publik atau tidak aman untuk melakukan transaksi mobile banking. Jaringan tersebut bisa saja dimonitor atau diretas oleh penyerang yang ingin mencuri informasi Anda.
- Lakukan backup data secara rutin ke media penyimpanan eksternal atau layanan cloud. Backup data dapat membantu Anda memulihkan data Anda jika terkena serangan ransomware atau kehilangan perangkat Anda.
- Laporkan segera kepada bank Anda jika Anda mendeteksi adanya aktivitas mencurigakan pada akun mobile banking Anda atau menerima pesan tebusan dari penyerang. Bank Anda dapat membantu Anda menyelesaikan masalah tersebut dan memberikan saran lebih lanjut.
Dengan mengikuti tips di atas, Anda dapat menjaga transaksi mobile banking Anda agar tetap aman dari serangan ransomware. Tetap waspada dan berhati-hati dalam menggunakan layanan mobile banking agar tidak menjadi korban penipuan online.***