KETIKNEWS.ID,-- Pascamelahirkan anak, susu menjadi asupan utama untuk sang bayi. Tentu ASI ekslusif menjadi asupan yang terbaik untuk buah hati.
ASI ekslusif sebaiknya diberikan kepada bayi sampai berusia 6 bulan. Pada masa-masa awal ASI ekslusif, biasanya diberikan 2-3 jam sekali atau setiap anak haus atau lapar.
Subkoordinator Kesehatan Keluarga dan Gizi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, dr. Dewi Primasari menjelaskan, setelah masa 6-24 bulan, ASI tetap diberikan, tapi juga disertai makanan pendamping asi (MPASI) yang disesuaikan dengan kebutuhan di setiap usianya.
"Setelah 2 tahun, mulai disapih pelan-pelan dan anak dikenalkan dengan makanan yang sesuai dengan makanan keluarga untuk memenuhi gizi anak," ujarnya.
Baca Juga: Kejurnas Seri Kedua Indonesia Drift Series 2022 Berjalan Sesuai Harapan
Banyak kandungan dalam ASI mulai dari zat gizi makro maupun zat gizi mikro yang sangat bermanfaat untuk tumbuh kembang bayi.
Seperti zat gizi makro yang terdiri dari karbohidrat dan protein terkandung di dalam ASI. Semua zat ini bisa dengan sangat baik dan mudah dicerna oleh usus bayi.
"Seluruh protein yang terkandung dalam ASI diserap secara sempurna oleh usus bayi. Protein ini merupakan zat pembangun agar tumbuh kembang anak semakin lebih baik. Berbeda dengan susu formula (sufor), tidak semua proteinnya bisa diserap oleh usus bayi," paparnya.
Pun dengan lemak, omega 3, DHA, vitamin, mineral, dan zat antibodi semua terdapat dalam ASI. Sehingga nutrisinya sangat lengkap untuk bayi.
Baca Juga: Karena Mayoritas Pemeluk Islam, Ma'ruf Amin Jamin Banyak Warga Indonesia Masuk Surga
Berbicara mengenai sufor, Dewi mengatakan, dalam salah satu pasal di Peraturan Wali (Perwal) Kota Bandung Nomor 95 tahun 2021 tentang Pemberian ASI, jika dalam kondisi kesehatan ibu yang menyebabkan tidak bisa memberikan ASI, bayi boleh diberikan susu pengganti berdasarkan rekomendasi dokter.
"Kita tidak juga mengharamkan sufor, tapi tetap utama memang baiknya ASI ekslusif. Namun, kalau memang kondisinya tidak memungkinkan, kita bisa berikan susu pengganti," akunya.
"Tapi bukan berarti anak yang diberikan sufor ini jadi tidak sehat atau jadi berpenyakit ke depannya. Anak masih tetap bisa mengejar pertumbuhannya tentu dengan pemantauan yang lebih," lanjutnya.
Artikel Terkait
Cara Menyiasati Busui Ketika Ingin Berpuasa
Dokter: ASI Ibu yang Positif COVID-19 Tidak Tularkan Virus Kepada Bayi
Catat Nih Bun! Vaksinasi Anak Apakah Boleh Ditunda ?
Hati-hati, Bun! Obesitas pada Anak Sebabkan Komplikasi, Ini Cara Pencegahannya
Ayah 'ASI', Peran Penting untuk Bonding Ibu dan Bayi
Selain Mencegah Postpartum Depression, Ini Sederet Manfaat Menyusui Anak bagi Busui