KETIKNEWS.ID,-- Survei yang diadakan TikTok menunjukkan konsumen di Asia Pasifik menyukai konten niaga yang dikemas dalam hiburan atau sering disebut shoppertainment.
"Shoppertainment menggabungkan konten, budaya, dan kegiatan penjualan dengan cara yang mulus. Dengan begitu, merk dapat berinteraksi dengan audiens selama berbelanja, tanpa terlalu 'berjualan' secara terang-terangan," kata Wakil Direktur Solusi Bisnis Global TikTok Asia Pasifik, Sam Sing, dikutip dari siaran pers, Jumat.
Survei TikTok dan Boston Consulting Group berjudul "Shoppertainment: APAC's Trillion-Dollar Opportunity" menunjukkan pendekatan seperti ini memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan merk sebesar 63 persen di Indonesia, Jepang dan Korea Selatan.
Baca Juga: Berawal dari TikTok, Vishing jadi Skema Penipuan
Konten shoppertainment biasanya berupa promosi yang menggabungkan unsur hiburan dan edukasi.
Menurut TikTok, konten tersebut bisa menyentuh hubungan fungsional dan emosional dengan pelanggan sehingga tercipta hubungan yang lebih kuat dan lebih lama.
Konsumen menyukai merk yang memberikan hiburan sebelum masuk ke informasi produk dan cara membelinya.
Sebanyak 81 persen responden mengharapkan konten cerita dan pendidikan, sementara 76 persen tertarik pada video.
Baca Juga: Perusahaan TikTok Patenkan Merek Dagang 'TikTok Music' ke AS
Lebih dari separuh konsumen menjawab orisinalitas dalam sebuah konten adalah penting.
Merk bisa membuat konten yang autentik, misalnya dengan ulasan yang bisa dipercaya atau percakapan dengan komunitas.
Terdapat 71 persen responden yang menyukai merk yang tidak memaksa mereka mengambil keputusan saat berinteraksi.
Selain itu, 65 responden ingin melihat saran dan rekomendasi terpercaya tentang merk.
Baca Juga: Instagram Ikuti TikTok dengan Perkaya Fitur Reels
Artikel Terkait
TikTok Perbarui Algoritma Konten di PYF untuk Keamanan dan Kesehatan Mental
Dianggap Aplikasi Berbahaya bagi Anak, TikTok Akan Luncurkan Fitur Konten Sesuai Usia
Instagram Ikuti TikTok dengan Perkaya Fitur Reels
Perusahaan TikTok Patenkan Merek Dagang 'TikTok Music' ke AS
Berawal dari TikTok, Vishing jadi Skema Penipuan