KETIKNENWS.ID,-- Leuweung Sancang sendiri berlokasi di kampung Sancang, Desa Cibalong, Kecamatan Bungbulang, kabupaten Garut, Jawa Barat, Indonesia. Leuweung merupakan bahasa sunda yang berarti Hutan. Leuweung Sancang memiliki legenda yang erat kaitannya dengan Prabu Siliwangi. Prabu Siliwangi merupakan salah satu raja di kerajaan Padjajaran pada tempo dulu.
Kawasan ini diselimuti pohon-pohon lebat dan besar, hewan-hewan liar pun masih bisa kita jumpai di tempat ini, bahkan kita bisa melihat owa jawa yang kini berada pada ambang kepunahan.
Menurut legenda Leuweung Sancang ini merupakan tempat hilangnya Sri Baduga Maharaja Prabu Siliwangi saat dikejar oleh anaknya yaitu Prabu Kiansantang untuk mengajak ayahnya memeluk agama islam. Sebelum menghilang Prabu Siliwangi berudah menjadi harimau tanpa belang sedangkan prajuritnya berubah menjadi harimau biasa yang kini disebut Lodaya Sancang.

Pohon besar dan bebatuan yang berada di leweng sancang dalam.Instagram@bangbons08
Cerita di Balik Leuweung Sancang
Singkat ceritannya, sebutlah Raden Kiansantang yang lahir pada tahun 1513, ia dikenal sebagai seorang pemuda yang cakap. Tidak heran di usianya yang masih muda Raden Kiansantang diangkat Dalem Bogor kedua, sebuah gelar penguasa Bogor setingkat dengan kadipaten. Raden Kiansantang terkenal dengan kesaktiannya, ia tak dapat dilukai oleh senjata apapun, tubuhnya kebal.
Dalam pengembaranaanya menelusuri tanah pasundan ia belum pernah menemui siapapun yang dapat melukainya, padahal ia ingin sekali melihat darahnya mengalir. kemudian ia meminta kepada ayahnya untuk dicarikan lawan, Ayahnya pun mengabulkan permintaannya, Prabu Siliwangi meminta bantuan kepada ahli nujum untuk mencarikan dimana dan siapa yang mampu mengalahkan putranya.
Dalam keheningan, munculah seorang kakek yang memberitahu bahwa ada tandingan yang gagah dan orang itu bisa ditemukan di Tanah Suci Mekkah, namanya Ali. Merasa tertantang Raden Kiansantang ingin bertemu dengan orang tersebut, namun sang Kakek memberikan dua syarat yaitu Raden Kiansantang harus bersedia bersemedi di Ujung kulon (Ujung Barat) Pasundan, dan merubah namanya menjadi Galantrang Setra.