• Jumat, 22 September 2023

Usung Tema Wisata Tidur, Bagi Para Penderita Kurang Tidur, Bisa Coba Ini

- Jumat, 19 Mei 2023 | 16:15 WIB
Ilustrasi hotel yang bisa menjadi tempat singgah bagi penonton Piala Dunia 2022 di Qatar. (Unsplash / Edvin Johansson)
Ilustrasi hotel yang bisa menjadi tempat singgah bagi penonton Piala Dunia 2022 di Qatar. (Unsplash / Edvin Johansson)

 

KETIKNEWS.ID,-- Wisata tidur mungkin terdengar asing bagi segelintir orang, sebab umumnya wisata diisi dengan kegiatan berada di luar ruangan atau rumah.

Tetapi taukah kalian, bahwa di banyak penginapan di sejumlah negara menyajikan wisata tidur bagi para tamunya. Wisata Tidur ini bertujuan untuk memberikan rasa puas dan memperbaiki siklus atau kebiasaan tidur kalian.

Wisata tidur pun semakin populer selama beberapa tahun terakhir, dengan semakin banyaknya penginapan yang berfokus pada tidur yang bermunculan di hotel dan resor di seluruh dunia.

Terlebih, saat pandemi, dengan sejumlah tempat terkenal yang memusatkan perhatian mereka kepada penderita kurang tidur.

Salah satnunya, Park Hyatt New York, selama 12 bulan terakhir, telah membuka Bryte Restorative Sleep Suite, suite seluas 900 kaki persegi dipenuhi dengan fasilitas yang dapat meningkatkan kualitas tidur para wisatawan.

Lalu, Zedwell, hotel pertama di London yang berpusat pada tidur, yang memiliki kamar-kamar yang dilengkapi dengan peredam suara yang inovatif, dibuka pada awal tahun 2020, dan produsen tempat tidur asal Swedia, Hastens, membuka Hästens Sleep Spa Hotel, hotel butik dengan 15 kamar pertama di dunia, di kota Coimbra, Portugal, setahun kemudian.

Jadi, mengapa tidur tiba-tiba menjadi fokus utama bagi industri perjalanan?

Seorang Peneliti Tidur dan salah satu penulis buku "Sleep for Success!", Dr. Rebecca Robbins percaya bahwa pergeseran ini sudah lama terjadi, terutama terkait dunia perhotelan.

"Pada dasarnya, para pelancong memesan hotel untuk tempat tidur," katanya seperti dilansir dari CNN Travel, sebelum menunjukkan bahwa industri perhotelan di masa lalu lebih berfokus pada hal-hal yang sebenarnya mengurangi kualitas tidur.

"Orang sering mengasosiasikan perjalanan dengan makanan mewah, memperpanjang waktu tidur, atraksi dan hal-hal yang dilakukan saat bepergian, benar-benar hampir mengorbankan waktu tidur," tambahnya.

"Sekarang, saya pikir baru saja terjadi pergeseran besar dalam kesadaran kolektif kita dan prioritas pada kesehatan dan kesejahteraan."

Pandemi global, sambung dia, tampaknya memainkan peran besar dalam hal ini. Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Clinical Sleep Medicine menemukan bahwa 40 persen dari lebih dari 2.500 orang dewasaikut serta melaporkan penurunan kualitas tidur mereka sejak dimulainya pandemi.

"Ada perhatian yang lebih besar terhadap tidur di era Covid-19, dan kemungkinan besar, karena begitu banyak orang yang mengalami kesulitan dengan hal ini (tidur)," katanya.

Halaman:

Editor: Ijal Sikumbang

Sumber: cnninternational .com

Tags

Terkini

Film Oppenheimer, Sebuah Ironi

Senin, 7 Agustus 2023 | 20:50 WIB

Putra Presiden Kolombia Ditangkap, Ada Apa?

Minggu, 30 Juli 2023 | 06:21 WIB
X