KETIKNEWS.ID,-- Ketua Komisi VII DPR RI Sugeng Suparwoto mengatakan bahwa pemanfaat panas bumi di Indonesia belum maksimal, seperti yang ada di Cisolok, Kabupaten Sukabumi.
Dikatakan dia, kegiatan eksplorasi dan pengeboran slim hole di daerah tersebut berdasarkan data jauh dari yang diharapkan
"Di Cisolok ini telah dilakukan eksplorasi dengan juga mengebor di dua titik yang pertama ngebor 220 meter, yang kedua bisa mengukur sampai tingkat kedalaman 800 meter, dan memang itu belum sampai titik ideal di atas 1.500 meter dan bisa jadi 2.000 meter. Tetapi yang jelas ada potensi di kawasan tersebut meskipun belum dapat gambaran approvement,” kata Sugeng dalam keterangannya, Sabtu (27/5/2023).
Menurut Politisi Fraksi Partai NasDem ini, potensi panas bumi di Sukabumi, dan Indonesia umumnya sangat besar, namun belum bisa dimanfaatkan dengan optimal.
Diketahui, Indonesia memiliki potensi panas bumi yang diperkirakan sekitar 24 GW, namun baru bisa dimanfaatkan sekitar 2.130 MW yang berasal dari 16 PLTP pada 14 WKP atau pemanfaatannya baru sekitar 8,9 persen dari total sumber daya (potensi) yang dimiliki. Untuk tahun 2020, kata dia, pemerintah menargetkan kapasitas terpasang untuk panas bumi sebesar 2.270,7 MW.
"Ingat ya, panas bumi kita dorong untuk eksplorasi dan eksploitasi nantinya, karena panas bumi potensinya luar biasa besar. Jadi kita bahkan secara angka, kita nomor dua dunia setelah Amerika tapi pemanfaatannya hari ini memang belum optimal," paparnya.
"Maka Komisi VII mendorong agar resiko-resiko itu diambil alih oleh negara sebagian, melalui dana APBN. Lantas bagaimana mempertanggungjawabkannya? nanti kalau sudah approvement angka-angka itu, dan itu dilelang oleh operator-operator panas bumi, maka itu diganti itu apa yang disebut past cost atau juga sunk cost yang dikeluarkan," sebutnya.
Namun demikian, dengan tegas Sugeng mengungkapkan eksplorasi ini harus tetap dengan pendekatan ESG (Environmental, Social and Governance). Apalagi mengingat di sekitar daerah project panas bumi ini terdapat wilayah geopark, dan konservasi flora dan fauna.
"Jadi masalah lingkungan juga harus kita bahas, dari sisi konservasi, tumbuhan kalau ditebang satu harus ditanam seratus dan seterusnya, sehingga keberadaan pembangkit listrik panas bumi secara ekonomi itu bagus tetapi secara ekologi juga harus menjadi perhatian utama," pungkasnya.