KETIKNEWS.ID,-- Tawuran antar kelompok pecah di beberapa lokasi di Kota Jogja pada Minggu (4/5/2023), hingga malam hari bentrokan masih berlangsung. Diduga tawuran Bermula dari kasus minggu lalu ada anggota PSHT yg kena bacok sama oknum yg pakai kaos suporter PSIM.
Keributan terjadi di sekitar Balai Kota Jogja di Jalan Kenari, kemudian melebar ke Jalan Kusumanegara hingga ke sekitar Jalan Taman Siswa. Sebagian Jalan Kusumanegara masih ditutup oleh polisi mengantisipasi akan ada serangan baru.
Tawuran di sekitar Jalan Kenari terjadi sekitar pukul 16.30 WIB, seorang saksi mata yang juga warga setempat mengatakan, massa datang dengan mengendarai sepeda motor dan mengibarkan bendera.
Melihat kondisi tersebut, warga setempat akhirnya menutup jalan maupun gang mencegah massa masuk menuju ke kampung. Warga melihat sebagian massa yang mengendarai sepeda motor memakai seragam pencak silat.
Tembakan peringatan dari polisi beberapa kali terdengar, namun keributan kemudian bergeser ke Jalan Kusumanegara, Umbulharjo, hingga ke arah Jalan Taman Siswa. Menurut warga mengatakan tawuran bergeser ke sekitar Taman Siswa karena sekelompok orang berlari ke arah Taman Siswa lantaran dikejar massa.
Tawuran di Kota Jogja membuat nama Jogja trending di Twitter pada Minggu malam dengan belasan ribu cuitan yang memperlihatkan video massa yang saling melemparkan batu dan berlarian di beberapa tempat.
Sebelumnya, Jogja beberapa kali trending di Twitter karena klitih atau kekerasan jalanan.
Netizen mengaitkan tawuran terjadi akibat kesalahpahaman antara anggota pencak silat PSHT, dengan seorang suporter PSIM yang meluas. Atas peristiwa ini, beberapa orang lantas mengaku menjadi korban salah sasaran para pendekar.
"Nah ini kali kedua anggota PSHT dr mana² (kebanyakan Solo raya dan Jatim) nglurug Jogja mau nyerang Wisma PSIM." ujar seorang warganet
"Punya masalah sama suporter tp yg dirusak kantor," cuit akun @ycamdg.
"Buntut keributan psht-brajamusti," kata @bhalounk.
Beberapa warga dan pemilik usaha memilih untuk menutup rumah dan toko, karena takut keributan meluas.***
