KETIKNEWS.ID,-- Belum sampai sebulan ditahan, kini Kejagung kembali bergerak cepat dengan menyita harta milik Johnny G Plate. Sebelumnya Kejaksaan menyita kendaraan mewah dan rumah, kini aset berupa tanah seluas hampir 12 hektar di Labuan Bajo.
Kemungkinan masih banyak lagi aset milik Johnny yang akan disita oleh Kejaksaan, apakah Johnny rela menanggung sendiri perbuatannya karena korupsi? Apakah ada orang lain atau kelompok yang menikmati hasil korupsi tersebut?
Pegiat media sosial Leonita Lestari mengungkapkan pendapatnya terkait itu, seandainya seluruh harta Johnny G Plate dapat disita mungkin jumlah maksimal uang yang bisa didapat negara kurang dari 2,5 persen dari nilai kerugian. Kerugian negara 8,2 triliun dan LHKPN Johnny adalah 191 miliar.
Lalu bagaimana agar Negara bisa mengambil lebih banyak untuk mengembalikan uang Negara yg dicuri?, jadikan dia Justice Collaborator. Ajak dia berpihak pada negara dan minta dia tunjukkan kemana saja duit itu pernah mengalir. Kabarnya, Nasdem pun sudah siap kan?
Harus diakui resikonya banyak sekali, pihak yang akan berteriak dan ngamuk, juga banyak. Tak terkecuali pengembangan perkara ini pun akan berpotensi mengganggu proses politik. Itu bila kepeleset lidah pak Mahfud MD benar - benar terbukti.
Tapi hukum adalah hukum. Dan ingat, APH pada bidang tindak kejahatan korupsi ini, tak terkecuali penyidik Kejaksaan, salah satu tugas yang cukup penting adalah mengembalikan kerugian negara.
Mencegah, menangkap, memproses dan menghukum tersangka tanpa ada nilai significant kerugian negara dapat mereka rebut dan kembalikan pada negara jelas bukan maksud aparatur ini diberi kewenangan.
Seperti kita ketahui, pengembalian aset sendiri menjadi tanggung jawab seluruh lembaga penegak hukum yang berwenang melakukan penyidikan atau penuntutan tindak pidana korupsi, dalam hal ini yaitu Kepolisian RI, Kejaksaan RI, serta Komisi Pemberantasan Korupsi.
Seru juga nie kalau Kejaksaan berani tarik Johnny G Plate jadi JC. Dimulai dari buka - bukaan seorang Johnny, sesama terduga koruptor akan mulai saling caci maki dan saling lempar kesalahan.
"Trus kita? Gelar tikar lah…" tulis Leonita.***
