KETIKNEWS.ID,-- Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mencermati terjadinya bencana di Indonesia yang berlangsung di penghujung bulan Desember 2021 ini.
Hal tersebut sekaligus mengingatkan bahwa ancaman La Nina telah terbukti mengakibatkan bencana alam.
Akmal mengatakan, La Nina yang merupakan fenomena mendinginnya suhu permukaan air laut (SML) di Samudra Pasifik bagian tengah dan timur hingga melewati batas normalnya, dan telah menyebabkan peningkatan curah hujan yang terjadi sebulan terakhir.
Negara Indonesia dan sekitarnya telah merasakan dampaknya yang apabila kondisi daratan tidak mampu menghadapi, maka yang terjadi adalah banjir berkepanjangan.
Baca Juga: Kesiapan Hadapi Libur Nataru, Menko PMK: Akan Ada Operasi Lilin 2021
Daratan yang tidak mampu menahan curah hujan akibat La Nina disebabkan oleh keseimbangan lingkungan terganggu akibat ulah manusia.
"Kerusakan lingkungan berskala besar ini akibat banyak ijin penggunaaan kawasan hutan untuk tambang. Ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Untuk beberapa daerah, ada dugaan akibat pembukaan hutan untuk program food estate, tapi ini masih perlu pembuktian dengan evaluasi mendalam," tutur Akmal dalam keterangan persnya, Selasa (21/12/2021).
"Dan yang jelas bila pemindahan Ibu Kota Negara dipaksakan dengan membuka luasan lahan hutan yang signifikan, dampak kerusakan lingkungan akan semakin parah," tambahnya.
Baru-baru ini, penyebab banjir yang terjadi di Kalimantan Barat tidak lain adalah karena berkurangnya tempat penyerapan air saat debit hujan tinggi, karena sebagian lahan sudah berubah menjadi tambang dan perkebunan sawit.
Baca Juga: Presiden Terbitkan Keppres tentang Gugus Tugas Manajemen Talenta Nasional
Artikel Terkait
Climate Change, Ancaman Global yang Berdampak Sama Seperti Pandemi Covid-19
Antisipasi Dampak La Nina, BNPB Tekankan Aspek Mitigasi dan Kesiapsiagaan Daerah
Selain Pelayanan Penyintas, Posko Penanganan Bencana BNPB Perhatikan Hewan Ternak Terdampak Semeru
Status Gunung Semeru Naik ke Level 3 Siaga
Tinjau Langsung Kenaikan Aktivitas Gunung Semeru, Menteri ESDM: Alat Pemantauan akan Dimodernisasi