KETIKNEWS.ID.--Deparia stellata, jenis tumbuhan paku (pteridofita) baru ditemukan dari pedalaman hutan Pegunungan Bintang, Papua Nugini.
Peneliti Bidang Botani Pusat Riset Biologi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wita Wardani beserta tim berhasil mengidentifikasi tumbuhan pteridofita jenis baru tersebut berdasarkan spesimen yang dikoleksi oleh W.R.
Baca Juga: BPBD Kerahkan Tujuh Alat Berat dalam Penanganan Tanggul Jebol Pascabanjir Bandang Aceh Tenggara
Barker dalam Ekspedisi Pegunungan Bintang tahun 1975. Ekspedisi tersebut merupakan perjalanan eksplorasi botani kolaboratif antara Rijksherbarium Belanda dengan herbarium nasional Papua Nugini

Wita Menjelaskan, Penemuan Deparia stellata yang tumbuh di pedalaman hutan Pegunungan Bintang, Papua Nugini menjadi sangat penting sebagai langkah untuk terusmendapatkan informasi variasi dan inventarisasi jenis tumbuhan paku (pteridofita), khususnya di wilayah fitogeografi Malesia
Baca Juga: Sudah 100 Persen, Ridwan Kamil Harap Jalur Kereta Cibatu-Garut Segera Dioperasikan
“Kunci penemuan ini adalah kesediaan herbarium Natural History Museum London (BM) meminjamkan spesimennya. Spesimen ini saya temukan saat berkunjung ke herbarium tersebut untuk memeriksa tumpukan spesimen yang belum teridentifikasi di tahun 2016. Semula saya mengidentifikasi spesimen tersebut sebagai Deparia petersenii,” ungkap Wita.

Dalam pengamatan lebih lanjut, Wita menerangkan bahwa secara sepintas tutupan permukaan tangkai dan rakis daun jenis baru ini nampak berbeda. Benar saja, melalui pengamatan mikroskop berdaya pembesaran tinggi di Herbarium Bogor (BO), akhirnya Wita mengonfirmasi kebaruan spesimen tersebut yang diterbitkan dalam jurnal Reinwardtia pada 6 Desember 2021.
“Setelah pengamatan dengan mikroskop, ciri khas jenis baru ini teramati dengan lebih jelas, baik variasi bentuk, ukuran dan posisinya terhadap ciri yang lain. Mikroskop juga memudahkan ahli line drawing Wahyudi Santoso untuk menggambar detil spesimen secara akurat. Selanjutnya penyelesaian gambar dengan detil yang cukup banyak ini dilakukan melalui proses diskusi dan pengamatan bersama yang lumayan intensif,“ papar Wita.
Baca Juga: Bareskrim Tetapkan Kadishub dan Anggota DPRD Depok Tersangka Mafia Tanah
“Sebelumnya, rambut-rambut bintang berwarna gelap kemerahan yang menyelimuti rakis dan kosta (tulang daun) tidak pernah ditemukan pada jenis Deparia. Demikian pula sisik dengan tepian berambut tak beraturan. Ciri ini tidak biasa bagi marga ini. Namun rambut-rambut bintang yang serupa teramati pula pada Diplazium stellatopilosum, jenis dari marga yang berbeda namun masih dari suku yang sama yang juga ditemukan di wilayah Papua Nugini,” tambah Wita.
Lebih lanjut Wita menjelaskan, Membedakan Deparia dan Diplazium cukup mudah. Perbedaannya dapat dilihat dari parit pada kosta yang tidak menerus pada Deparia, namun kebalikannya pada Diplazium.. Karakter rambut bintang diperkirakan sebagai ciri khas jenis dari daratan Papua, khususnya di bagian timur, namun perlu dilakukan kajian yang lebih menyeluruh untuk memastikannya
Artikel Terkait
BRIN Kembangkan Teknologi Pengolah Limbah Medis Skala Kecil dan Mobile
Apa Itu BRIN?
Presiden Jokowi Lantik Dewan Pengarah BRIN
Eijkman Melebur ke BRIN, DPR Minta Hak Pegawai dan Peneliti Tetap Diperhatikan
Integrasi ke BRIN, LBM Eijkman Kini Bernama PRBM Eijkman