• Selasa, 26 September 2023

Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia Klaim RT-LAMP Bisa Deteksi Varian Omicron

- Selasa, 18 Januari 2022 | 05:31 WIB
Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI) telah mengembangkan metode untuk mendeteksi Covid-19 (Humas BRIN)
Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI) telah mengembangkan metode untuk mendeteksi Covid-19 (Humas BRIN)

KETIKNEWS.ID.--Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI) telah mengembangkan metode untuk mendeteksi Covid-19.

Metode ini disebut dengan RT-LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification). Peneliti dari Pusat Riset Kimia – Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR – IPT) BRIN, Tjandrawati Mozef, mengatakan, RT-LAMP mampu mendeteksi virus Covid-19, termasuk varian Delta dan Omicron.

Baca Juga: Taman Wisata Candi Borobudur Usulkan Pembatasan bagi Wisatawan Naik ke Candi Borobudur

“Sampel Omicron baru muncul di Indonesia pertengahan Desember tahun lalu, pertama kali data Whole Genome Sequence (WGS)-nya muncul . Hasil penelitian kami, sampel Omicron masih terdeteksi oleh Kit-RT-LAMP,” jelas Tjandrawati, pada Sapa Media, secara daring, Senin (17/01/2022) seperti ketiknewslangsir dari laman brin.

RT-LAMP telah mengantongi izin edar Kementerian Kesehatan RI yang berlaku hingga 5 tahun kedepan. Produk ini termasuk dalam kategori tes molekuler NAAT (Nucleic Acid Amplification test) bersama-sama dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM), dengan akurasi yang sangat baik.

Baca Juga: Menag: Tidak Ada Pemberhentian Umrah, Tetap One Gate Policy

RT-LAMP merupakan detektor Covid-19 tanpa alat PCR. Reaksi amplifikasi gen target dengan metode RT-LAMP berlangsung kurang dari 1 jam sehingga diagnosa hasil Covid-19 bisa diperoleh lebih cepat, dengan hasil seakurat RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction).

“Perbedaan RT LAMP dengan RT-PCR adalah dalam proses amplifikasi gen target, reaksi RT-LAMP berlangsung secara isothermal atau suhu konstan sehingga tidak memerlukan alat thermocycler atau alat PCR,” tambahnya.

Baca Juga: Kabar Gembira, Bendera Merah Putih Bisa Berkibar dalam Event Olahraga Internasional Awal Februari 2022

Produk inovasi RT-LAMP ini menggunakan sampel ekstrak RNA hasil swab hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan melihat adanya presipitasi dengan akurasi yang baik.

Menurut Tjandrawati, ia dan timnya mengembangkan RT-LAMP tidak untuk menggantikan metode deteksi apapun, karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan.

Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Tinjau PTM 100 Persen di Kota Bekasi

“Produk ini diharapkan tidak hanya sampai di perkotaan, kami berharap bisa menjangkau wilayah yang sulit dijangkau oleh peralatan-peralatan besar seperti PCR,” katanya.

Menurutnya, dalam penegakan diagnsosis, semakin lengkap metodenya maka akan semakin baik. Metode RT-LAMP tidak bisa dibandingkan dengan metode swab antigen atau antibodi karena berbeda teknologi.

Halaman:

Editor: Usamah Kustiawan

Sumber: Humas BRIN

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Anak Erick Thohir Curhat Kebiasaan Sang Ayah di Rumah

Minggu, 24 September 2023 | 21:21 WIB

Sah..!! Kaesang Pangarep Resmi Menjadi Kader PSI

Sabtu, 23 September 2023 | 16:10 WIB

Nama Baru Untuk Kereta Cepat Indonesia Adalah WHOOSH

Jumat, 22 September 2023 | 08:14 WIB
X