KETIKNEWS.ID.--Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (BRIN RI) telah mengembangkan metode untuk mendeteksi Covid-19.
Metode ini disebut dengan RT-LAMP (Reverse Transcription Loop Mediated Isothermal Amplification). Peneliti dari Pusat Riset Kimia – Organisasi Riset Ilmu Pengetahuan Teknik (OR – IPT) BRIN, Tjandrawati Mozef, mengatakan, RT-LAMP mampu mendeteksi virus Covid-19, termasuk varian Delta dan Omicron.
Baca Juga: Taman Wisata Candi Borobudur Usulkan Pembatasan bagi Wisatawan Naik ke Candi Borobudur
“Sampel Omicron baru muncul di Indonesia pertengahan Desember tahun lalu, pertama kali data Whole Genome Sequence (WGS)-nya muncul . Hasil penelitian kami, sampel Omicron masih terdeteksi oleh Kit-RT-LAMP,” jelas Tjandrawati, pada Sapa Media, secara daring, Senin (17/01/2022) seperti ketiknewslangsir dari laman brin.
RT-LAMP telah mengantongi izin edar Kementerian Kesehatan RI yang berlaku hingga 5 tahun kedepan. Produk ini termasuk dalam kategori tes molekuler NAAT (Nucleic Acid Amplification test) bersama-sama dengan Quantitative Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction (qRT-PCR) dan Tes Cepat Molekuler (TCM), dengan akurasi yang sangat baik.
Baca Juga: Menag: Tidak Ada Pemberhentian Umrah, Tetap One Gate Policy
RT-LAMP merupakan detektor Covid-19 tanpa alat PCR. Reaksi amplifikasi gen target dengan metode RT-LAMP berlangsung kurang dari 1 jam sehingga diagnosa hasil Covid-19 bisa diperoleh lebih cepat, dengan hasil seakurat RT-PCR (Reverse Transcription Polymerase Chain Reaction).
“Perbedaan RT LAMP dengan RT-PCR adalah dalam proses amplifikasi gen target, reaksi RT-LAMP berlangsung secara isothermal atau suhu konstan sehingga tidak memerlukan alat thermocycler atau alat PCR,” tambahnya.
Produk inovasi RT-LAMP ini menggunakan sampel ekstrak RNA hasil swab hidung yang dapat dideteksi secara kualitatif dengan melihat adanya presipitasi dengan akurasi yang baik.
Menurut Tjandrawati, ia dan timnya mengembangkan RT-LAMP tidak untuk menggantikan metode deteksi apapun, karena setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan.
Baca Juga: Uu Ruzhanul Ulum Tinjau PTM 100 Persen di Kota Bekasi
“Produk ini diharapkan tidak hanya sampai di perkotaan, kami berharap bisa menjangkau wilayah yang sulit dijangkau oleh peralatan-peralatan besar seperti PCR,” katanya.
Menurutnya, dalam penegakan diagnsosis, semakin lengkap metodenya maka akan semakin baik. Metode RT-LAMP tidak bisa dibandingkan dengan metode swab antigen atau antibodi karena berbeda teknologi.
Artikel Terkait
BRIN Kembangkan Teknologi Pengolah Limbah Medis Skala Kecil dan Mobile
Apa Itu BRIN?
Presiden Jokowi Lantik Dewan Pengarah BRIN
Peneliti Temukan 14 Jenis Baru Celurut di Sulawesi
Integrasi ke BRIN, LBM Eijkman Kini Bernama PRBM Eijkman
Peneliti Temukan Tujuh Jenis Baru Tumbuhan, Koleksi Keanekaragaman Hayati Indonesia Bertambah
Peneliti BRIN Temukan Tumbuhan Paku Jenis Baru di Hutan Pegunungan Bintang Papua Nugini
Museum Zoologicum Bogoriense Merupakan Pusat Depositori Kekayaan Fauna di Indonesia