KETIKNEWS.ID.--Baru-baru ini viral beberapa informasi tentang sengatan lebah yang menimbulkan korban jiwa.
Dikabarkan beberapa waktu lalu, seorang supir diserang lebah di jalan lintas Sei Hanyu – Puruk Cahu, Desa Jekatan Pari, Kecamatan Kapuas Hulu, Kabupaten Kapuas, saat memeriksa kendaraannya yang terhenti akibat jalan berlumpur.
Baca Juga: Program Pemulihan Ekonomi Nasional Bantu Turunkan Jumlah Penduduk Miskin
Peneliti Pusat Riset Biologi – Badan Riset dan Inovasi nasional (BRIN) Sih Kahono menjelaskan bahwa hewan yang menyengat supir tersebut bukanlah lebah melainkan tawon.
Menurutnya, dari informasi yang berkembang di media seolah-olah sudah diketahui dengan pasti jenis serangga yang menyerang korban yaitu lebah naning (Apis dorsata).
Baca Juga: Legenda Sepakbola Indonesia Kurniawan Dwi Yulianto Sambut Gembira Bendera Merah Putih Bisa Berkibar
“Apis dorsata adalah lebah madu dengan habitat di hutan, bersarang di cabang bagian atas pohon atau ranting bawah jika tidak ada tumbuhan besar. Tetapi ada juga yang mengatakan bahwa yang menyengat tawon bukan lebah, dari grup tawon vespa,” ungkap Kahono.
Lebih lanjut Kahono menjelaskan, Dari perkembangan informasi yang ada hingga saat ini bisa disimpulkan bahwa serangga yang menyengat tersebut adalah tawon vespa.
Baca Juga: RUU TPKS Sah sebagai RUU Inisiatif DPR, Kemen PPPA Siap Jadi Bagian Dalam Penyusunan DIM
“Untuk melihat korban disengat oleh lebah atau tawon perlu juga dilihat bekas sengatannya. Jika bekas sengatan berupa lubang tanpa ada sengat yang tertinggal maka serangga yang menyengat tersebut adalah tawon vespa. Tetapi jika ada bekas sengatan yang tertinggal serangga tersebut adalah lebah madu,” terang Kahono.
“Kekuatan racun tawon vespa lebih kuat dari lebah. Tapi frekuensi penyengatan juga penting. Semakin sering menyengat akan semakin kuat sengatannya,” imbuhnya.
Kahono menjelaskan, Terdapat perbedaan antara tawon dan lebah meskipun keduanya merupakan serangga yang sekilas sama. Salah satu kesamaannya adalah sama-sama memiliki alat sengat sebagai senjata untuk mempertahankan diri.
“Berdasarkan cara hidupnya tawon dibedakan menjadi dua macam, yaitu tawon soliter dan tawon sosial. Tawon soliter merupakan tawon yang hidup sendirian hampir di sepanjang hidupnya, sedangkan tawon sosial cenderung hidup bersama-sama atau berkoloni dalam suatu kelompok besar dan mempunyai banyak anakan. Sehingga jika ada ancaman mereka akan mempertahankan koloninya dengan cara menyerang,” terang Kahono.
Artikel Terkait
Pertama Kali, Peneliti Lakukan CT Scan Peti Mumi Firaun Amenhotep I: Banyak Jimat dan Sudah Disunat
Peneliti Temukan 14 Jenis Baru Celurut di Sulawesi
Eijkman Melebur ke BRIN, DPR Minta Hak Pegawai dan Peneliti Tetap Diperhatikan
Peneliti Temukan Tujuh Jenis Baru Tumbuhan, Koleksi Keanekaragaman Hayati Indonesia Bertambah
Eijkman Dilebur ke BRIN, DPR RI: Peneliti Jangan Terintervensi Kepentingan Politik
Peneliti BRIN Temukan Tumbuhan Paku Jenis Baru di Hutan Pegunungan Bintang Papua Nugini