KETIKNEWS.ID,-- Kepopularitasan berbahasa Sunda di kalangan milenial kini mulai terkikis dan bersaing dengan bahasa Indonesia atau bahasa asing. Eksistensi dan karakter Sunda pun perlahan mulai memudar seiring dengan masuknya budaya luar. Bahasa Sunda perlu mendapat kesempatan untuk digunakan dalam acara-acara resmi, baik di lingkungan masyarakat umum maupun di pemerintahan.
Usaha ke arah itu bukanlah hal yang berlebihan. Bahkan sebaliknya, hal itu dapat mengangkat martabat bahasa Sunda yang tidak hanya bagi masyarakat Sunda itu sendiri tetapi bagi masyarakat lainnya yang berdomisili di tatar Sunda. Dengan demikian, bahasa Sunda akan dipelajari dan diminati oleh semua kalangan.
Baca Juga: Ridwan Kamil Mengimbau Politikus Arteria Dahlan Meminta Maaf Kepada Masyarakat Sunda
Menanggapi hal tersebut, Budayawan sekaligus Ketua Lembaga Budaya Sunda Universitas Pasundan Dr. H. Wawan ‘Hawe’ Setiawan, M.Sn. mengatakan, nilai-nilai kesundaan pada generasi milenial termasuk bahasa dan karakter Sunda sebenarnya tidak sepenuhnya hilang.
“Di satu sisi, lembaga pendidikan formal memang perlu mengajarkan bahasa Sunda yang terstandardisasi. Tapi, di sisi lain, saat berada di lingkungan non-formal, ekspresi kesundaan yang kekinian harus diapresiasi. Jadi bukan hilang, hanya saja lebih fleksibel,” ujarnya di Kampus IV Unpas, (19/5).
Ia mengamati bahasa Sunda di kalangan milenial melalui mini riset yang tengah digarapnya. Ia merambah hingga lingkup terkecil untuk mengetahui ekspresi sehari-hari masyarakat dalam bahasa Sunda.
Baca Juga: Dedy Mulyadi Tanggapi Pernyataan Arteria Dahlan yang Minta Kejati Bicara Sunda Diganti
“Lewat riset ini, saya tahu ternyata bahasa Sunda masih banyak digunakan oleh milenial. Misalnya, untuk label makanan, dibuat desain kaus, bahkan ada yang menamai produk tembakau dengan Kade Bahe dan penggagasnya adalah anak-anak muda,” tambahnya.
Menurutnya, generasi milenial saat ini bukan meninggalkan bahasa Sunda, justru banyak yang menggunakannya sebagai bentuk pemberontakan terhadap kapitalisme. Bahasa Sunda dipandang sebagai elemen lokal dan antipode yang dominan.
Artikel Terkait
Diminoritaskan! Bahasa Sunda Menjadi Belenggu di Dayeuhluhur Cilacap
Ungkapan Dasar dalam Bahasa Sunda yang Bisa Digunakan untuk Menyapa
Budi Dalton Angkat Bicara Menanggapi Pernyataan Arteria Dahlan Terkait Penggunaan Bahasa Sunda