KETIKNEWS.ID,-- Demi meningkatkan produksi beras di Jawa Barat, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai menggalakkan Indeks Pertanaman (IP) 400 pada 70 ha lahan persawahan di Kelurahan Derwati, Kecamatan Rancasari, Bandung.
Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bandung, Yana Mulyana berharap, dengan IP 400 ini, Bandung bisa memenuhi kebutuhan pangan masyarakatnya.
"Kebutuhan pangan Kota Bandung itu 96,47 persen berasal dari daerah lain. Semoga dengan rekayasa teknologi ini, 767 ha lahan persawahan yang kita punya bisa dioptimalkan," ujar Yana saat menghadiri peresmian penanaman padi IP 400 di Derwati, Rabu, 2 Februari 2022.
Baca Juga: Nisnas Makhluk yang Hidup Lebih Canggih dari Manusia Zaman Sekarang
Banyak keuntungan yang bisa diperoleh jika IP 400 ini bisa berjalan dengan lancar.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Bandung, Gin Gin Ginanjar mengungkapkan, dengan IP 400 ini, para petani bisa panen empat kali dalam setahun.
"Biasanya Kota Bandung tanam dan panen itu dua kali dalam setahun. Dari 767 ha lahan persawahan yang tersedia, kita baru berani memulai IP 400 di 70 ha," ungkap Gin Gin.
Menurut Gin Gin, keputusan ini melihat dari kondisi Kota Bandung yang belum bisa menyediakan lahan pertanian ideal.
Baca Juga: Viral Dua Orang Pria di Palu Seret Anjing Hidup-hidup Pakai Motor
"Kita memiliki beberapa kendala terkait dengan pertanian yang ideal, salah satunya adalah kualitas air irigasi. Mudah-mudahan dengan contoh tahun ini kita memulai di 70 ha di Rancasari yang dikelola oleh lima kelompok tani, bisa menginspirasi kelompok tani lainnya," imbuhnya.
Kota Bandung merupakan kota pertama di Jawa Barat (Jabar) yang melaksanakan IP 400. Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura Provinsi Jabar, Kusnadi mengatakan, jika melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), ketersediaan beras di Jabar per kapita per tahun bisa mengalami defisit.
Pada 2021, berdasarkan data KSA, produksi padi di Jabar sudah mencapai 9,3 juta ton. Jika dikonversikan ke beras, maka mencapai 5,5 juta ton.
"Kalau kita pakai perhitungan dari Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) kebutuhan per kapita per tahun beras kita ada di posisi 4,5 juta ton. Kita masih surplus karena berada di 5,5 juta ton. Namun, jika menggunakan perhitungan BPS, kebutuhan per kapita per tahun beras Jabar adalah 6,5 juta. Artinya Jabar minus atau defisit," paparnya.
Baca Juga: Catat, Ini Ketentuan Vaksinasi Booster yang Berlaku Sejak 27 Januari 2022
Artikel Terkait
Berbau dan Cepat Basi, 120 KPM di Ciamis Keluhkan Beras Bansos BPNT tak Layak Konsumsi
Dua Hektar Sawah dan 26 Unit Rumah Terancam Tertimbun Longsor di Kabupaten Sumedang
Lewat Program ATM Beras dan Buruan SAE, Pemkot Bandung Tumbuhkan Toleransi dan Lawan Stunting
Pernah Kepikiran Gak Butuh Berapa Luas Sawah untuk Sepiring Nasi?
Harga Beras Naik, Legislator Minta Pemerintah Bertindak Cepat