Sri Lanka Krisis Keuangan, Jutaan Siswa Terancam Gagal Naik kelas

KETIKNEWS.ID,-- Jutaan siswa di Sri Lanka batal mengikuti ujian. Hal itu terjadi usai Kolombo tidak dapat mendanai impor kertas cetak hingga berujung pada dua pertiga dari 4,5 juta siswa tidak dapat mengambil bagian dalam tes kenaikan kelas.

Otoritas pendidikan mengatakan jika ujian ditunda tanpa batas waktu karena kekurangan kertas akut.

"Kepala sekolah tidak dapat mengadakan ujian karena pencetak tidak dapat mengamankan devisa untuk mengimpor kertas dan tinta yang diperlukan," ujar Departemen Pendidikan.

Baca Juga: Vladimir Putin akan Hadiri KTT G20 di Indonesia, Ini Reaksi Negara Lainnya

Sebagai informasi, Sri Lanka sendiri telah menghadapi krisis keuangan terburuk sejak kemerdekaan pada tahun 1948, Krisis tersebut membuat ekonomi melemah dan mengakibatkan cadangan devisa untuk biaya impor penting seperti makanan, obat-obatan hingga bahan bakar menjadi kekurangan.

Pekan ini, Sri Lanka mengumumkan bahwa mereka akan mencari pinjaman untuk menyelesaikan krisis utang luar negeri yang memburuk dan menopang cadangan eksternal.

Baca Juga: Jangan Dulu Percaya jika Informasi Lowongan Kerja Ada Ciri-ciri Ini!

Sekitar $6,9 miliar utang Kolombo perlu dilunasi tahun ini tetapi cadangan mata uang asingnya mencapai sekitar $2,3 miliar pada akhir Februari.

Sri Lanka awal tahun ini meminta China, salah satu kreditur utamanya, untuk membantu menunda pembayaran utang tetapi belum ada tanggapan resmi dari Beijing.

Akibatnya krisis keuangan yang dialami Sri Lanka membuat negaranya tidak bisa membiayai kegiatan impor.

Baca Juga: Sandiaga Uno: Dorong Masyarakat Beli dan Pakai Produk Buatan Lokal

Salah satunya kertas hingga berdampak pada gagalnya ujian kenaikan kelas oleh jutaan siswa disana. (Tatan/Ketiknews.id)