KETIKNEWS.ID,-- Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas telah melaunching program 10 juta produk bersertifikat halal. Bersamaan itu, dilakukan Kick Off Program Sertifikasi Halal Gratis (Sehati) bagi pelaku usaha mikro dan kecil (UMK) tahun 2022.
Program ini mendapat dukungan dari Komisi VIII DPR RI dan tujuh Kementerian/Lembaga. Dukungan itu dituangkan dalam Komitmen Bersama untuk Fasilitasi Program Sertifikasi Halal melalui Skema Pernyataan Pelaku Usaha Mikro dan Kecil (UMK) atau Self Declare.
Baca Juga: Presiden IsDB Dukung Presidensi G20 Indonesia,Bertemu Presiden Jokowi
Komitmen Bersama ini ditandatangani Menag Yaqut Cholil Qoumas, Ketua Komisi VIII DPR RI Yandri Susanto, Deputi III Kantor Staf Presiden Panutan Sulendra Kusuma, Staf Khusus Presiden Diaz Hendro Priyono, Deputi Bidang Koordinasi Digital Ketenagakerjaan UMKM Kemenko Perekonomian Rizal Edwin Manangsang, Deputi Bidang Usaha Mikro Kemenkop UKM Eddy Satria, Direktur Sinkronisasi Urusan Pemda III Kemendagri Budiono Subambang, Direktur Kemitraan dan Penyelarasan Usaha dan Industri Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud Sariyadi, dan Direktur PPK BLU Kemenkeu Agung Yulianta.
"Ini saya kira adalah hari yang bersejarah. Karenanya, tidak ada alasan bagi Komisi VIII untuk tidak mendukung 100% program dari BPJPH ini," kata Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto yang hadir saat launching Program Sehati, di Jakarta, Minggu (27/3/2022).
"Komisi VIII yakin, dengan apa yang dilakukan Kementerian Agama, wabil khusus BPJPH ini, mimpi kita atau target kita untuk menjadi nomor satu (sebagai produsen produk halal) di dunia akan menjadi kenyataan di masa mendatang," lanjutnya.
Baca Juga: Hasil Hisab, PP Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1443 H jatuh pada hari Sabtu, 2 April 2022
Untuk itu, Yandri mengajak semua pihak untuk bergandengan tangan. Menurutnya, untuk mencapai target 10 juta produk halal UMK, diperlukan kerja sama antar semua lini, baik DPR, Kementerian/Lembaga, Perguruan Tinggi, Ormas Islam, dan lainnya. "Saya mengajak seluruh rakyat Indonesia, umat muslim di Indonesia, dan semua pihak yang terlibat langsung di BPJPH, ayo bersatu padu, bersama-sama, bergandengan tangan," tegasnya.
Yandri mengakui bahwa anggaran di BPJPH masih kecil, hanya sekitar Rp 114 Milyar. Karena itu, Komisi VIII siap memberikan dukungan penuh. Apalagi, program ini membawa manfaat luas, tak hanya bagi pelaku UMK, namun juga masyarakat umum.
Sebelumnya, Menag Yaqut Cholil Qoumas berharap sertifikasi halal yang dilakukan secara masif, menjadi pemantik geliat UMK untuk kembali bangkit setelah lebih dua tahun terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: Rangkul Komunitas 'Netas', Menparekraf Ajak Komunitas Musik di Danau Toba Ikuti Lomba 'Kamu Aku'
"Untuk mencapai target ini, dibutuhkan kerja-kerja yang luar biasa dan kolaboratif. Kita harus melakukan akselerasi transformasi layanan jaminan produk halal dan menjalin sinergi dengan banyak pihak," tandas Menag.
Kepala BPJPH Muhammad Aqil Irham menambahkan, Sehati yang melibatkan banyak fasilitator pembiayaan sertifikasi halal bagi UMK adalah salah satu upaya nyata yang dilaksanakan secara kolaboratif untuk mewujudkan target 10 juta produk halal tersebut.
"Tujuannya agar pembiayaan fasilitasi sertifikasi halal dari semua pihak dapat tersalurkan secara efektif, tepat sasaran, terdata, dan manfaatnya dirasakan oleh sebanyak-banyaknya pelaku UMK," tandasnya.
Artikel Terkait
Ada yang Gratis dan Berbayar, Begini Aturan Tarif Sertifikasi Halal bagi UMK
Berlaku Nasional, Begini Tahap Penggunaan Label Halal Indonesia
Segera Daftar! BPJPH Siapkan 25.000 Kuota Sertifikasi Halal Gratis untuk UMK
Kemenag Siapkan 25 Ribu Kuota Sertifikasi Halal Gratis Bagi Usaha Mikro Kecil
BPJPH Kemenag Tegaskan Pembuatan Sertifikasi Halal Masih Libatkan LPH dan MUI
Pemulihan Ekonomi, Menag Luncurkan Program 10 Juta Produk Bersertifikat Halal