Hadapi Hepatitis Akus, Kemenkes Lakukan Penelitian Bersama CDC Amerika Serikat dan Inggris

- Selasa, 10 Mei 2022 | 12:37 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Biro Setpres)
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. (Biro Setpres)

KETIKNEWS.ID,-- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin melaporkan sejumlah perkembangan di bidang kesehatan kepada Presiden Joko Widodo dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 9 Mei 2022.

Terkait penyakit hepatitis akut yang kini menjadi perbincangan, Menkes menjelaskan bahwa jajarannya telah melakukan penelitian dan koordinasi dengan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat dan Inggris.

Dalam diskusi tersebut disimpulkan bahwa penyebab dari penyakit hepatitis akut belum dapat dipastikan.

Baca Juga: MUI Serukan Agar Umat Islam Baca Qunut Nazilah Jelang Peringatan Kemerdekaan Israel

“Kemungkinan besar adalah Adenovirus 41, tapi ada juga banyak kasus yang tidak ada Adenovirus 41 ini. Jadi kita masih melakukan penelitian bersama-sama dengan Inggris dan Amerika untuk memastikan penyebabnya apa,” jelasnya.

Untuk mencegah bertambahnya kasus hepatitis akut, Menkes mendorong masyarakat untuk rajin mencuci tangan karena penularan virus tersebut berasal dari asupan makanan lewat mulut.

Selain itu, apabila muncul gejala lain seperti demam, Menkes menganjurkan untuk segera dilakukan pemeriksaan serum glutamic pyruvic transaminase (SGPT) dan serum glutamic oxaloacetic transaminase (SGOT) di rumah sakit.

Baca Juga: Dua Masjid di India Dituntut Polisi MumbaiKarena Kumandangkan Adzan Shubuh

“Kalau sudah di atas 100, lebih baik di-refer ke fasilitas kesehatan terdekatnya karena SGPT, SGOT normalnya di level 30-an. Kalau udah naik agak tinggi sebaiknya di-refer ke fasilitas kesehatan terdekat,” imbuhnya Menkes.

Terakhir, Menkes melaporkan mengenai penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan. Berdasarkan diskusi dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE), Menkes menyebut penyakit pada hewan tersebut tidak menular kepada manusia.

“Nah khusus untuk mulut dan kuku, virus ini memang adanya hanya di hewan yang berkuku dua jadi sangat jarang yang loncat ke manusia. Jadi tidak perlu khawatir dari sisi kesehatan manusianya,” kata Menkes.

Editor: Riedha Adriyana

Sumber: Satgas Covid 19

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X