• Rabu, 27 September 2023

BRIN: Hari Raya Idul Adha 1443 H Kemungkinan Bakal Tak Sama

- Selasa, 7 Juni 2022 | 10:04 WIB
Ilustrasi melihat hilal untuk menentukan Hari Raya Idul Adha 1443 H (Screenshoot instagram/@nazirudinmr)
Ilustrasi melihat hilal untuk menentukan Hari Raya Idul Adha 1443 H (Screenshoot instagram/@nazirudinmr)

KETIKNEWS.ID,-- Penetapan Hari Raya Idul Adha 1443 H kemungkinan berbeda antara metode hisab dan rukyat. Muhammadiyah telah menetapkan Idul Adha 1443 H jatuh pada 9 Juli 2022, sedangkan pemerintah diprediksi menetapkan pada 10 Juli 2022.

Kemungkinan perbedaan ini disampaikan oleh Profesor Riset Astronomi-Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Ia mengawali penjelasannya dengan memaparkan kriteria yang digunakan masyarakat Indonesia dalam menentukan permulaan bulan baru.

"Saat ini ada dua kriteria utama yang digunakan di Indonesia: kriteria wujudul hilal dan kriteria baru MABIMS. Kriteria wujudul hilal yang digunakan Muhammadiyah mendasarkan pada kondisi bulan lebih lambat terbenamnya daripada matahari," ucap Thomas, Senin (6/6/2022).

Baca Juga: Harga Tiket Pameran Seni BTS Remedy Jakarta

"Kriteria Baru MABIMS mendasarkan pada batasan minimal untuk terlihatnya hilal (imkan rukyat atau visibilitas hilal), yaitu fisis hilal yang dinyatakan dengan parameter elongasi (jarak sudut bulan-matahari) minimum 6,4 derajat dan fisis gangguan cahaya syafak (cahaya senja) yang dinyatakan dengan parameter ketinggian minimum 3 derajat. Kriteria Baru MABIMS digunakan oleh Kementerian Agama dan beberapa ormas Islam," lanjutnya.

Thomas menerangkan, posisi bulan di Indonesia pada Magrib 29 Juni 2022 sudah berada di atas ufuk. Artinya, kriteria wujudul hilal sebagaimana digunakan oleh Muhammadiyah sudah terpenuhi.

"Itu sebabnya Muhammadiyah di dalam maklumatnya menyatakan 1 Zulhijah 1443 jatuh pada 30 Juni 2022 dan Idul Adha jatuh pada 9 Juli 2022. Hari libur nasional yang menyatakan Idul Adha 1443 jatuh pada 9 Juli 2022 didasarkan pada kriteria lama MABIMS, yaitu tinggi minimal 2 derajat dan elongasi 3 derajat atau umur bulan jam," jelasnya.

Baca Juga: Pesta Bikini Depok Digerebek Polisi, 200 Anak Muda Diperiksa

Anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Indonesia Kementerian Agama (Kemenag) ini menjelaskan, berdasarkan kriteria MABIMS (Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura), pada Magrib 29 Juni 2022 tinggi bulan di Indonesia umumnya kurang dari 3 derajat dengan elongasi kurang dari 6,4 derajat.

Kondisi tersebut menunjukkan hilal terlalu tipis untuk bisa mengalahkan cahaya syafak yang masih cukup kuat. Sehingga, tidak mungkin untuk terlihat hilal.

"Akibatnya, hilal tidak mungkin dapat dirukyat. Secara hisab imkan rukyat (visibilitas hilal), data itu menunjukkan bahwa 1 Dzulhijjah 1443 akan jatuh pada 1 Juli 2022 dan Idul Adha jatuh pada 10 Juli 2022. Konfirmasi rukyat akan dilakukan pada 29 Juni dan diputuskan pada sidang itsbat awal Dzulhijjah 1443," beber Thomas.

Baca Juga: Pertama Kalinya, Korea Utara Luncurkan 8 Rudal Balistik dalam 1 Hari

Dalam metode rukyat, apabila hilal belum bisa dilihat atau adanya gangguan cuaca, maka penentuan awal bulan harus disempurnakan 30 hari (istikmal).

Kondisi ini yang kerap menyebabkan terjadinya perbedaan dalam penentuan awal Ramadan, Syawal, dan Dzulhijjah. (Tatan/Ketiknews.id)

Halaman:

Editor: Lucky Edwar

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Anak Erick Thohir Curhat Kebiasaan Sang Ayah di Rumah

Minggu, 24 September 2023 | 21:21 WIB

Sah..!! Kaesang Pangarep Resmi Menjadi Kader PSI

Sabtu, 23 September 2023 | 16:10 WIB

Nama Baru Untuk Kereta Cepat Indonesia Adalah WHOOSH

Jumat, 22 September 2023 | 08:14 WIB
X