KETIKNEWS.ID,-- Kementerian Kesehatan memastikan keamanan makanan yang dikonsumsi oleh jemaah haji indonesia.
Keamanan tersebut, dilakukan melalui inspeksi yang dilakukan tim Sanitasi dan Food Security kepada perusahaan penyedia katering jemaah haji.
Tim Sanitasi dan Food Security Daker Makkah, Lucky Aris Suryono, SKM, M.Kes mengatakan bahwa titik kritis pemeriksaan makanan dimulai dari sejak masa persiapan, salah satunya adalah memastikan bahwa petugas katering memiliki sertifikat kesehatan.
Baca Juga: Wapres: Al-Azhar Benteng Keislaman Moderat
“Disini titik kritisnya. Karena kita harus betul betul menjamin bahwa katering betul betul melaksanakan segala sesuatu nya sesuai dengan prosedur yang ada,” ungkap Lucky.
Dalam melakukan pemeriksaan, ada syarat syarat yang harus dipenuhi oleh perusahaan katering, mulai dari aspek bangunan, aspek sumber daya manusia (pekerja), hingga ke proses pengolahan makanan.
Di mana semuanya harus sesuai dengan standar kesehatan lingkungan. Proses penilaian dilakukan melalui form penilaian yang diisi oleh petugas.
Baca Juga: Meski Berwarna Merah, DLH Jabar Pastikan Cemaran di Sungai Cimeta Padalarang tak Berbahaya
“Dari sisi pekerjaannya juga harus kita lihat, pemilihan bahan makanannya, bagaimana cara penyimpanan, bagaimana cara pengolahannya. Sejauh mana mereka melakukan itu semua sesuai dengan standar kesehatan lingkungan yang ada” jelas Lucky.
Proses inspeksi dilakukan di seluruh katering dan pemondokan yang ditunjuk oleh Kementerian Agama. Metode yang digunakan untuk mengetahui aroma, rasa, dan rupa makanan secara kasat mata.
“Berdasarkan hasil inspeksi, ada beberapa yang kami berikan rekomendasi secara kesehatan, misalnya lokasi dispenser dan tempat sampah yang masih berdekatan, jadi dilakukan edukasi,” ungkapnya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Resmikan Gedung Pusat Studi Islam dan Bahasa Arab (Pusiba)
Tim Sanitasi dan Food Security memiliki bank sampel yang merupakan sampel makanan dan minuman yang dikirimkan bersamaan dengan waktu distribusi makanan kepada jemaah.
Melalui bank sample dapat dilakukan penyeledikan epidemiologi apabila terjadi kasus penyakit akibat keracunan makanan di jemaah haji.
Proses pemeriksaan menggunakan sanitarian kit untuk menguji kandungan bakteri dan kimia dari makanan dan minuman.
Artikel Terkait
Tim Promkes: 63,25 Persen Jemaah Haji Indonesia Termasuk Golongan Risiko Tinggi
Jubir PPIH: Pemerintah Akan Siapkan Pembimbing Ibadah bagi Jemaah Haji yang Sakit
Hindari Penyakit Bawaan, Kantor Kesehatan Haji Indonesia Imbau Jemaah Perhatikan Asupan Air Minum
Banyak Dialami Jemaah Haji Indonesia, Begini Cara Mencegah Hipertensi
Stocking Pressure, Metode bagi Jemaah Haji untuk Kurangi Risiko Kesehatan Selama Penerbangan