KETIKNEWS.ID,-- Pemerintah Amerika Serikat pada Selasa (28/6) menuduh lima perusahaan di China yang telah mendukung militer dan pertahanan Rusia atas invasi Moskow di Ukraina.
Seperti yang dilaporkan Reutes, kelima perusahaan itu termasuk di antara 36 perusahaan yang ditambahkan ke dalam daftar hitam perdagangan pemerintah Amerika Serikat.
Menurut data Daftar Federal AS, sejumlah perusahaan yang menjadi target daftar hitam itu berasal dari Rusia, Uni Emirat Arab, Lithuania, Pakistan, Singapura, Inggris, Uzbekistan, dan Vietnam.
Baca Juga: Presiden Jokowi ke Ukraina akan Naik Kereta dari Polandia
"Tindakan hari ini mengirimkan pesan yang kuat kepada entitas dan individu di seluruh dunia bahwa jika mereka berusaha untuk mendukung Rusia, Amerika Serikat akan menghentikan mereka," kata Wakil Menteri Perdagangan AS untuk Industri dan Keamanan Alan Estevez dalam sebuah pernyataan setelah daftar hitam itu diumumkan.
Amerika Serikat telah bergabung dengan negara-negara sekutunya untuk menghukum Presiden Rusia Vladimir Putin atas invasi Rusia di Ukraina pada 24 Februari dengan memberikan sanksi kepada sejumlah perusahaan dan oligarki Rusia.
Moskow menyebut aksinya di Ukraina itu sebagai "operasi militer khusus".
Baca Juga: Ilmuwan Ungkap Tanah di Planet Mars Layak Huni
AS juga menambahkan sejumlah perusahaan dan entitas lainnya ke daftar hitam perdagangannya.
Walaupun para pejabat AS sebelumnya menegaskan bahwa China secara umum mematuhi pembatasan, pemerintah AS telah berjanji untuk memantau kepatuhan dan menegakkan peraturan sanksi dengan ketat.
"Kami tidak akan ragu untuk bertindak terhadap berbagai pihak, di mana pun mereka berada, jika mereka melanggar hukum AS," kata Asisten Menteri Perdagangan AS untuk Administrasi Ekspor Thea Rozman Kendler dalam pernyataan yang sama.
Artikel Terkait
Dukung Rusia, Amerika Serikat Berencana Beri Sanksi Terhadap China
China dan Rusia Gunakan Hak Veto, Dewan Keamanan PBB Gagal Beri Sanksi Tambahan Terhadap Korea Utara
Bantuan dari Amerika Serikat, Ukraina Terima Senjata Berat Roket Artileri untuk Lawan Invasi Rusia
Amerika Serikat dan China Alami Perselisihan Saat Korea Selatan Diundang di KTT NATO
Kembali Beri Bantuan, Amerika Serikat Berencana Beli Sistem Pertahanan Rudal untuk Ukraina
China Bantah Tuduhan Jebak Negara Lain dengan Utang Lewat Pembangunan Prakarsa Sabuk dan Jalan