KETIKNEWS.ID,-- Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menyebut afkir dini atau upaya mengurangi produksi indukan yang dilakukan peternak hingga program bantuan sosial (bansos) menjadi penyebab harga telur ayam naik.
Saat ini harga telur ayam ras di tingkat eceran mencapai Rp 30.000 hingga Rp32.000 per kilogram.
"Kemensos kebetulan merapel programnya tiga bulan sekaligus. Telur lagi dibeli. Jadi satu afkir dini, kedua Kemensos bantuan tiga bulan dirapel. Bantuan telurnya banyak, jadi (harga) naik," kata Mendag Zulkifli saat ditemui di kawasan Istana Kepresidenan Jakarta, seperti dikutip dari ANTARA, Kamis 25 Agustus 2022.
Baca Juga: Penyebab Harga Telur Ayam Naik, Gara-gara Bansos dari Pemerintah?
MEndag menjelaskan bahwa afkir dini dilakukan karena sebelumnya harga telur kian turun menjadi Rp25.000 sampai Rp26.000 per kilogram.
Karena harganya yang terlalu rendah, peternak memutuskan melakukan afkir dini dengan memotong ayam petelur guna mengurangi produksi indukan agar tidak bertelur dan menjadi bibit ayam.
Di saat yang sama, Mendag menilai distribusi telur dalam skala besar untuk program bantuan sosial (bansos) menyebabkan permintaan telur ayam meningkat di pasaran dan berdampak pada kenaikan harga.
Sementara itu, Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini bantah soal kenaikan harga telur disebabkan oleh program bantuan sosial.
Mensos menyampaikan klarifikasi bahwa Kementerian Sosial memberikan bantuan sosial dalam program Bantuan Pangan Non-Tunai (BNPT) senilai Rp 200.000 per bulan per keluarga manfaat dalam bentuk uang tunai.
"Yang jelas saya enggak bantu telur, karena enggak mungkin. Gimana cara baginya orang jutaan jumlahnya, kita bagi pecah sampai sana. Kita bantu uang ya," kata Mensos.
Artikel Terkait
Soal Harga Telur Ayam Naik, Menteri Zulhas: Itu Belum Seberapa
Harga Telur Ayam Cetak Rekor Tertinggi Sejarah, Mendag Diharapkan bisa Cari Solusi
Dianggap Meremehkan, DPR Minta Mendag Serius Hadapi Kenaikan Harga Telur
Bu Risma Bantah Penyebab Kenaikan Harga Telur Bukan dari Bansos