KETIKNEWS.ID,-- Sebuah studi baru memperkirakan bahwa harga global untuk biji-bijian akan menunjukkan lonjakan yang lebih tajam pada pemanasan suhu 2 derajat Celsius meskipun terdapat sedikit peningkatan produksi.
Perjanjian Iklim Paris (Paris Climate Agreement) bertujuan untuk menjaga kenaikan suhu rata-rata global di bawah 2 derajat Celsius.
Baca Juga: Turki Tengahi Rusia-Ukraina Bahas Gandum
Melansir dari Xin Hua via ANTARA, para ilmuwan percaya bahwa bahkan jika target itu terpenuhi, pemanasan global akan mengubah hasil panen dan harga gandum di tahun-tahun mendatang.
Para peneliti dari 13 lembaga di seluruh dunia mengerjakan penelitian itu, yang mengungkapkan bahwa di bawah pemanasan suhu 2 derajat Celsius, tingginya fertilisasi karbon dioksida akan mengompensasi naiknya tekanan pemanasan, yang menghasilkan peningkatan 1,7 persen dalam hasil panen gandum global.
Meski demikian, hasil panen gandum yang lebih banyak tidak akan menghasilkan harga konsumen yang lebih rendah.
Baca Juga: Jokowi dan Putin akan Bertemu di Moskow untuk Bicarakan Ukraina dan Gandum
Menurut penelitian tersebut, hasil panen gandum cenderung meningkat di lintang tinggi dan menurun di lintang rendah. Hal tersebut akan menyebabkan harga gandum berubah secara tidak merata, yang meningkatkan ketidaksetaraan yang ada.
Model tersebut memprediksi bahwa hasil panen akan meningkat di negara dan wilayah berlintang tinggi, seperti Amerika Serikat (AS), Rusia, dan sebagian besar Eropa utara.
Artikel Terkait
Pertama Kali, Peneliti Lakukan CT Scan Peti Mumi Firaun Amenhotep I: Banyak Jimat dan Sudah Disunat
Keren, Peneliti Mesir Ciptakan Kursi Roda yang Bisa Dikendalikan oleh Pikiran
Sebuah Studi Sebut Musik dapat Bantu Emosi dengan Lebih Baik
Peneliti Perkirakan Bumi akan Diinvasi 4 Bangsa Alien
Peneliti Ungkap Jika Luar Angkasa Tidak Baik untuk Tulang
Peneliti China Berhasil Indentifikasi Asal-usul dan Evolusi Virus Flu Burung H5N1