• Rabu, 27 September 2023

Megawati: Penggunaan Istilah 'Koalisi' Parpol Rancu

- Jumat, 16 September 2022 | 15:16 WIB
Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputeri menyebutkan ada kerancuan dalam kata koalisi parpol (Humas PDI PDI Perjuangan)
Mantan Presiden RI Megawati Soekarnoputeri menyebutkan ada kerancuan dalam kata koalisi parpol (Humas PDI PDI Perjuangan)

KETIKNEWS.ID,-- Mantan Presiden Indonesia, Megawati Soekarnoputri menuturkan jika istilah 'koalisi' partai politik (parpol) memiliki makna kerancuan.

Megawati menilai sistem politik yang dipakai Indonesia tidak bisa membuat adanya koalisi parpol.

“Indonesia itu tidak memakai sistem koalisi, jadi kalau mau bilang kerja sama boleh,” kata Megawati di Seoul, Korea Selatan, sebagaimana siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat.

Ia menjelaskan sistem yang dianut di Indonesia adalah presidensial, tidak seperti sejumlah negara barat yang memakai sistem parlementer yang dimana kepala pemerintahannya bukan seorang presiden tetapi perdana menteri.

Baca Juga: Presiden Jokowi Lantik Megawati jadi Dewan Pengarah BPIP

“Sistem pemilunya itu. Kenapa saya bisa berkata begitu? Karena saya pernah waktu anggota DPR itu diundang ke Amerika, antara lain untuk melihat cara kerja sistem Amerika melaksanakan cara pemilunya,” ujarnya.

Dalam mekanisme internal parpol, menurtunya tidak apa-apa bila ada parpol yang hendak melakukan konvensi untuk mencari calon presidennya.

Namun, jika disebut koalisi seharusnya benar-benar dilakukan dari tingkat bawah atau tingat pengurus parpol terendah di antara partai politik yang berkoalisi.

“Jadi kerancuan ini saya bilang tolong betul dihentikan dan harus dijelaskan kepada masyarakat dan semua mereka yang bekerja politik bahwa tak ada koalisi. Karena koalisi itu nantinya benar-benar saya bilang, dengan kerja sama itu begini (berbeda),” tuturnya.

Baca Juga: Megawati Merasa Heran, Ibu-ibu Bisa Belanja Baju Baru Tapi Antre Minyak Goreng

Selain itu, menurutnya kerja sama seperti itu hanyalah suatu kepekatan saja atau semacam memorandum of understanding (MoU). sebagai contoh seperti sejumlah pemberitaan televisi yang mengabarkan pertemuan antara Prabowo Subianto dan Puan Maharani melahirkan tiga kesepakatan.

“Nah itu kan begitu kan. Maksudnya, pertanyaannya ini dapat dirubah atau tidak, yang kerjasama bisa. Tapi kalau yang koalisi, kemungkinannya sulit. Karena sudah dari bawah,” kata Megawati.

“(Kalau sistem koalisi) Jadi kalau partai A itu di bawah saja sudah kemenangan besar, di sini ada, dan juga kan pemerintahan mereka, itu kan ada yang namanya oposisi," ujarnya menambahkan.

Ia pun menyebut dirinya juga enggan dibilang oposisi ketika masa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) silam, di mana PDI Perjuangan kerap disebut-sebut sebagai oposisi.

Halaman:

Editor: Lucky Edwar

Sumber: ANTARA

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Anak Erick Thohir Curhat Kebiasaan Sang Ayah di Rumah

Minggu, 24 September 2023 | 21:21 WIB

Sah..!! Kaesang Pangarep Resmi Menjadi Kader PSI

Sabtu, 23 September 2023 | 16:10 WIB

Nama Baru Untuk Kereta Cepat Indonesia Adalah WHOOSH

Jumat, 22 September 2023 | 08:14 WIB
X