KETIKNEWS.ID,-- Hari Perdamaian Internasional diperingati setiap tanggal 21 September, yang sebagaimana dinyatakan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1981.
Majelis Umum PBB telah menyatakan hari tersebut sebagai momen yang didedikasikan untuk memperkuat advokasi perdamaian dan memerangi ketegangan rasial.
Perayaan ini diwujudkan dengan mengamati 24 jam non-kekerasan dan gencatan senjata setiap tahun.
Baca Juga: Bantah Klaim AS, Militer Korea Utara Akui Tidak Jual Senjata ke Rusia
Namun ironisnya, Presiden Rusia Vladimir Putin pada Rabu 21 September 2022 memerintahkan mobilisasi pasukan 300.000 tentara cadangan untuk operasi Rusia di Ukraina, yang secara de facto meningkatkan konflik di Ukraina ke tingkat baru yang berbahaya.
Melansir dari fxstreet.com, ini adalah keputusan yang tragis dan menurut banyak pemimpin geopolitik, satu-satunya kartu yang bisa dimainkan oleh Putin adalah karena dia kalah perang melawan Ukraina.
Putin menyelubungi pengumuman ini dalam retorika nasionalis yang dapat diprediksi dan menyerukan patriotisme yang bermuara pada argumen bahwa Rusia harus menyerang tetangganya untuk melindungi wilayahnya sendiri.
Baca Juga: Berhasil Rebut Kembali Sejumlah Wilayah dari Rusia, Zelenskyy Gaungkan Kemenangannya
Melansir dari armscontrolcenter.com, setelah mengklaim bahwa Ukraina siap untuk berdamai, tetapi hal itu dicegah oleh negara Barat, Putin dapat meletakkan dasar bagi kebijakan nuklir yang meningkat untuk disalahkan di barat, hal ini merupakan sebuah kebijakan dengan logika yang menakutkan.
Putin mengartikulasikan pembenaran hukum untuk menggunakan senjata nuklir jika Ukraina mencoba untuk menegaskan kembali kontrol atas wilayahnya sendiri.
Bagian-bagian Ukraina ini akan dinyatakan sebagai wilayah Rusia dalam waktu singkat, dengan pemahaman bahwa mereka kemudian akan "dipertahankan" oleh persenjataan nuklir Rusia.
Baca Juga: Setelah Dibuat Mundur Pasukan Ukraina, Rusia Siap Akhiri Perang
Strateginya adalah menghentikan Ukraina untuk mendapatkan kembali lebih banyak wilayahnya dan menyiapkan panggung untuk mengakhiri perang demi keuntungan Rusia.
Dalam skenario seperti itu, Ukraina akan dipaksa untuk menyerahkan Krimea dan Donbas sebagai bagian dari kesepakatan damai, yang dimungkinkan oleh pemerasan nuklir.
Artikel Terkait
Zelenskyy Bersumpah akan Terus Kejar Tentara Rusia Sampai ke Perbatasan
Uni Eropa Ketar-Ketir, Rusia Hentikan Suplai Gas
Rusia Mengaku Hubungan dengan Inggris Bisa Semakin Buruk di Bawah Kepemimpinan PM Liz Truss
Indonesia Ragu-ragu Beli Minyak Rusia karena Risiko Sanksi Barat
China dan Rusia Gelar Patroli Gabungan, Negara-negara Barat Cemas
AS Sebut Penjualan Senjata Korea Utara ke Rusia Langgar Resolusi Dewan Keamanan PBB