KETIKNEWS.ID,-- Badan Keamanan Ukraina (SBU) memasukan Mantan Presiden Rusia, Dmitry Medvedev ke dalam daftar orang yang paling dicari selama lebih dari setengah tahun.
Setelah tidak lagi menduduki kursi Presiden, sekarang Dmitry Medvedev diketahui menjadi wakil ketua Dewan Keamanan Rusia.
Dmitry Medvedev menjadi buronan Ukraina setelah ia dianggap merongrong kesatuan wilayah serta perbatasan negara tersebut yang tidak dapat diganggu gugat.
Baca Juga: Joe Biden Sebut Ancaman Bencana yang Paling Dekat Saat Ini Senjata Nuklir Rusia
Selain Medvedev, sebagian besar anggota Dewan Keamanan Rusia berada di daftar buronan Ukraina juga.
SBU juga menyebutkan sejumlah tokoh-tokoh Rusia yang berada dalam daftar buronan termasuk Menteri Pertahanan Sergei Shoigu, ketua parlemen tingkat rendah, Vyacheslav Volodin, ketua parlemen tingkat tinggi, Valentina Matviyenko, dan sekretaris Dewan Keamanan, Nikolai Patrushev.
"Dinas Keamanan Ukraina memastikan bahwa Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Rusia dan bekas presiden negara agresor, dinyatakan sebagai buron," kata SBU.
Baca Juga: Resmi! Rusia Caplok 4 Wilayah Ukraina pada Hari Ini
"Ini terjadi pada Maret 2022 pada awal agresi skala penuh oleh Rusia." tambah SBU.
Belum ada kejelasan soal mengapa otoritas Ukraina baru mengeluarkan informasi tersebut sekarang, dan tidak jauh hari sebelumnya.
Medvedev dilihat sebagian kalangan sebagai sosok moderat selama ia menjabat presiden dari 2008 hingga 2012 ketika ia bertukar posisi dengan Vladimir Putin, yang saat itu menjadi perdana menteri.
Baca Juga: Putin Tegaskan Pencaplokan Empat Wilayah Ukraina Bukan Dalam Rangka Ciptakan Kembali Uni Soviet
Dalam beberapa tahun belakangan ini, Medvedev menyuarakan sikap keras Rusia soal Ukraina.
Artikel Terkait
Ubah Kurikulum, Pemerintah Ukraina Masukan Perang Korea dalam Buku Pelajaran Sejarah
Ironi, di Hari Perdamaian Internasional, Rusia Perluas Agresinya ke Ukraina
Setelah Rebut Sejumlah Wilayahnya, Ukraina Tuai Hasil Positif dari Pasukan Rusia
AS Ancam Rusia dengan Konsekuensi Bencana jika Gunakan Senjata Nuklir ke Ukraina
Mayoritas Warga Diempat Wilayah Ukraina Inging Gabung dengan Rusia