KETIKNEWS.ID,- udara di wilayah DKI Jakarta memiliki nilai Indeks Kualitas udara terendah selama tiga tahun terakhir.
Sehingga, menjadikan Provinsi DKI Jakarta dinilai tidak baik bagi kesehatan karena udaranya yang memiliki nilai Indeks Kualitas udara yang rendah.
Selain itu, udara di DKI Jakarta juga dianggap dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan.
Hal ini terungkap melalui studi yang dilakukan oleh Nafas Indonesia yang disampaikan oleh Bicara udara, diketahui setiap kenaikan 10 mikrogram materi partikulat udara sebesar PM2.5, teroasosiasi dengan 40 persen kenaikan konsultasi pasien di Jabodetabek.
Baca Juga: Vaksin Booster Kedua Bagi Masyarakat Umum, Jadwal dan Lokasi Vaksinasi di DKI Jakarta
“Polusi udara menjadi masalah hulu dari banyak masalah kesehatan. Studi yang dilakukan oleh Nafas, setiap kenaikan 10 micogram PM 2.5 terasosiasi dengan 40 persen kenaikan konsultasi pasien di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi atau Jabodetabek,” kata Co-Founder Bicara udara, Novita Natalia.
Novita mengatakan pada Juni 2022, terjadi kenaikan PM 2.5 yang drastis di Jakarta yang diikuti dengan berbagai konsultasi masalah kesehatan warga.
Persoalan ini, kata dia menyebabkan lima kali lipat konsultasi kasus influenza dalam enam sampai 12 jam.
“Kemudian tiga kali lipat konsultasi kasus rhinitis dalam 10 sampai 12 jam. Berikutnya, memicu tiga kali lipat konsultasi kasus asma dalam 12 jam, serta dua kali lipat konsultasi kasus bronchitis dalam 48 jam,” ujarnya.
Baca Juga: Usai Tiba di Jakarta, KPK Izinkan Lukas Enembe Untuk Dirawat
Terkait persoalan ini, Novita menekankan pentingnya peran serta masyarakat terhadap kualitas udara Jakarta, sekaligus transparansi data kualitas udara terhadap publik.
Sejauh ini, kata dia DLH DKI Jakarta pun telah menambah 14 low cost sensor. Datanya, dapat diakses oleh publik di situs DLH DKI Jakarta.
Tak hanya itu, keterlibatan publik dalam pengkajian dampak polusi udara terhadap kesehatan dan ekonomi menurutnya juga penting.
Pengkajian ini diharapkan bisa melibatkan asosiasi dokter, akademisi dari kesehatan masyarakat, dan pihak-pihak terkait dalam merumuskan kajian.
Artikel Terkait
Malam Anugerah Lomba Gambar dan Video Animasi Jakarta 2022 membuka Peluang Besar untuk Animator Muda Jakarta
Klinik Utama Medicapro Hadir di Jakarta, Suuguhkan Layanan Terbaik untuk Masyarakat
Rekayasa Lalu Lintas di Tol Jakarta-Cikampek saat Libur Nataru
Monas Tutup! TMII Jadi Pusat Perayaan Tahun Baru 2023 di Jakarta
Bahas Kereta Cepat Jakarta Bandung, Stasiun Tegalluar akan Didukung dengan Akses Tol Kilometer 151