KETIKNEWS.ID - Lokananta merupakan perusahaan rekaman pertama yang ada di Indonesia, lalu kini dijadikan sebuah museum musik.
Meski sudah dijadikan museum, tempat ini juga masih digunakan sebagai tempat rekaman sejumlah karya.
Koleksinya ada berbagai alat-alat rekaman kuno dan piringan hitam dari musisi Tanah Air, khususnya dari masa lalu.
Baca Juga: De Tjolomadoe, Objek Wisata Sekaligus Belajar Sejarah di Solo
Jam buka Museum Lokananta adalah mulai pukul 08.00 WIB sampai 16.00 WIB, dan tutup pada hari Sabtu. Museum ini berada di Jalan A. Yani Nomor 379 A, Kerten, Laweyan.
Sobat Ketiknews, berikut ini sejarah museum Lokananta yang punya banyak sejarah dalam industri rekaman musik Indonesia.
Awal Mula:
Museum Lokananta berawal dari sebuah perusahaan rekaman yang bernama NV Mij Lokananta yang didirikan pada tahun 1956 oleh Djojo Kanoko. Perusahaan ini awalnya berfokus pada produksi rekaman lagu-lagu kroncong dan lagu-lagu populer pada masa itu.
Baca Juga: Menparekraf akan Kembangkan Paket Wisata Religi Berbasis Masjid
Penggunaan Teknologi Canggih:
Lokananta dikenal sebagai salah satu studio rekaman pertama di Indonesia yang menggunakan teknologi rekaman stereo. Studio ini juga memiliki peralatan rekaman dan pemrosesan suara yang canggih untuk standar waktu itu.
Rekaman Musik Tradisional Jawa:
Selain musik populer, Lokananta juga terkenal karena merekam berbagai jenis musik tradisional Jawa, termasuk gamelan dan wayang kulit. Rekaman-rekaman ini membantu melestarikan warisan budaya Jawa.
Peran dalam Sejarah Politik:
Lokananta juga memiliki sejarah politik yang menarik. Selama masa pemerintahan Presiden Soekarno, Lokananta pernah merekam pidato-pidato penting yang disampaikan oleh Presiden Soekarno.
Baca Juga: Pura Mangkunegaran, Liburan Bersama Keluarga Sekaligus Belajar Sejarah
Pengaruh terhadap Musik Indonesia:
Museum Lokananta Solo menjadi tempat yang penting dalam sejarah musik Indonesia. Banyak musisi terkenal Indonesia, termasuk penyanyi populer seperti Titiek Puspa dan Chrisye, merekam lagu-lagu mereka di studio ini. Ini membantu mengangkat citra dan kualitas musik Indonesia di tingkat nasional dan internasional.
Transformasi Menjadi Museum:
Pada tahun 2016, studio rekaman Lokananta resmi ditutup, dan fasilitas ini diubah menjadi Museum Lokananta. Museum ini didedikasikan untuk melestarikan sejarah rekaman musik Indonesia dan mengenang peran Lokananta dalam industri musik Indonesia.
Artikel Terkait
Sejarah The Heritage Palace yang Dulunya Pabrik Gula Gembongan, Bangunan Megah Bergaya Belanda
Taman Safari Mencoba Mengembangbiakkan Panda Merah, Populasinya Terancam Punah
Pura Mangkunegaran, Liburan Bersama Keluarga Sekaligus Belajar Sejarah
De Tjolomadoe, Objek Wisata Sekaligus Belajar Sejarah di Solo
Menparekraf akan Kembangkan Paket Wisata Religi Berbasis Masjid