KETIKNEWS.ID,- Saat mendengar kata Bandung, hal apa yang pertama kali terlintas dalam pikiran Anda? Quotes “Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum” di jalan Asia Afrika, Gedung Sate atau Kawah Putih? Kota yang terkenal akan keindahan geografis dan bentang alamnya ini memiliki banyak sekali tempat - tempat yang wajib untuk dikunjungi setidaknya sekali dalam hidup Anda.
Tidak hanya memanjakan anda dengan keindahan alam yang asri, Bandung juga menyimpan banyak cerita sejarah dan perjuangan bangsa Indonesia dalam mencapai kemerdekaan. Hal ini dibuktikan dengan adanya peninggalan gedung - gedung bersejarah seperti Gedung Sate dan Gedung Pakuan.
Bergeser ke tahun 2000-an, Bandung mulai dikenal sebagai kotanya para Seniman. Berkat karakter kuat serta filosofi seninya, kini Bandung menghasilkan banyak seniman - seniman hebat yang memiliki gaya khas dan keunikan tersendiri seperti Bagus Pandega, Syagini Ratna Wulan, Syaiful Garibaldi, Faisal Habibi, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Pulau Nusa Manona, Destinasi Baru di Bandung yang Terletak di Tengah Danau
Lahirnya seniman - seniman hebat tersebut memantik semangat muda - mudi untuk berkarya dalam berbagai seni mulai dari lagu, puisi, lukis, tari dan masih lainnya. Sehingga lambat - laun semangat itu merambat di seluruh kota Bandung dan menciptakan daya tarik tersendiri pada kota Bandung hingga akhirnya dikenal sebagai kotanya para seniman.
Salah satu kawasan yang paling terdampak dengan perkembangan karya seni di Bandung adalah kawasan Braga. Kawasan ini sudah ada sejak zaman agresi militer Belanda, nama jalan ini sendiri diambil dari bahasa Sunda yaitu Ngabaraga yang artinya bergaya.
Hal ini dikarenakan pada masa itu kawasan ini sudah dijadikan sebagai pusat perekonomian dengan menghadirkan berbagai toko fashion, hiburan, dan fasilitas lainnya yang mendukung para wisatawan eropa untuk menghabiskan waktunya di kawasan super elite ini.
Selesai dengan agresi militer Belanda, kawasan Braga berkembang pesat setelah kemerdekaan Indonesia. Awalnya pada tahun 1980 hingga akhir 1990-an kawasan Braga bukanlah kawasan yang spesial dan relatif sepi. Hingga akhirnya kawasan ini mengalami terobosan pada tahun 2000-an sejak Abah Ropih, salah seorang seniman Bandung menggunakan trotoar sebagai tempat display hasil karya para seniman setempat.
Hadirnya para seniman lukisan di jalan Braga memantik ekonomi kreatif di kawasan ini, seperti kuliner dan fotografi. Munculnya berbagai tempat wisata kuliner legendaris memenuhi setiap sudut kawasan Braga. Ditambah lagi dengan gaya bangunan khas Eropa seperti Museum Konferensi Asia Afrika, Gedung De Vries, De Majestic dan Landmark Convention Hall membuat kawasan ini menjadi sasaran empuk bagi para fotografer untuk berburu foto menarik.
Baca Juga: Ingin Liburan Sambil Belajar? Berikut 5 Wisata Edukasi yang Terletak di Kota Bandung
Puas menjelajahi jalan Braga, jangan sedih teman - teman karena masih banyak kawasan lain yang tidak kalah menarik untuk dikunjungi. Berikut beberapa ide wisata di sekitar kawasan Braga:
Alun - alun Kota Bandung
Berjarak kurang lebih 10 menit jika ditempuh dengan berjalan kaki dari Jalan Braga. Selama perjalanan, teman - teman akan disuguhkan dengan pemandangan bangunan - bangunan Eropa yang estetik. Selain itu, tempat ini akan dipenuhi lampu warna - warni yang memberikan kesan tersendiri saat malam hari.
Artikel Terkait
Kisah Perajin Kendang Sunda Asal Bandung yang Diminati hingga Mancanegara
Hore! Pasar Modern Sinpasa Kini Hadir di Summarecon Bandung
Dishub Prediksi 1,3 Juta Orang Kunjungi Bandung saat Nataru
Sentra Keramik Kiaracondong, Wisata Tradisional di Kota Bandung Lewat Seni Rupa
Tambah Ruang Publik Baru, Pemkot Bandung Resmikan Cikapundung Kolot 2 dan 3