Percetakan Syaamil, Belajar Adab Sekaligus Wisata Rohani

- Jumat, 23 Desember 2022 | 13:43 WIB
Dalam sehari, percetakan Syaamil bisa menghasilkan sebanyak 9.000 eksemplar Qur'an (Humas Kota Bandung)
Dalam sehari, percetakan Syaamil bisa menghasilkan sebanyak 9.000 eksemplar Qur'an (Humas Kota Bandung)

KETIKNEWS.ID,-- Wisata Rohani tak hanya sebatas mengunjungi makam-makam para leluhur atau wali. Berkunjung ke percetakan pun bisa menjadi Wisata Rohani.

Terletak di Jalan Babakan Sari No.71 Kiaracondong Kota Bandung, percetakan besar bernama Syaamil bisa menjadi salah satu destinasi berlibur di akhir tahun ini.

Sudah 25 tahun Syaamil mencetak Qur'an dan buku Islami. Padahal awalnya hanya bermula dari garasi rumah.

Bukan sembarang percetakan, di Syaamil para wisatawan bisa belajar seperti apa adab terhadap ilmu. Syaamil merupakan percetakan Qur'an dan buku-buku Islami.

Baca Juga: Disparbud Jabar: Masjid Al Jabbar Gedebage Bisa Jadi Destinasi Wisata Religi Baru

Menurut Corporate Communication Director Syaamil, M Kh. Rachman Ridhatullah, hal yang membedakan percetakan Syaamil dengan lainnya adalah dari bahan baku hingga adab dalam mencetak.

"Kita memilih bahan baku halal. Kertasnya halal. Bahan baku cetak lain seperti tinta, lem, dan kuas itu terhindar dari bahan haram," jelas Rachman.

Lalu, kedua adalah adab dalam mencetak. Dipercetakan lain biasanya memperlakukan mushaf seperti percetakan buku biasa. Di Syaamil, seluruh karyawan percetakan harus berada dalam kondisi berwudhu.

"Juga menjaga pakaian, gunakan yang sepantasnya. Lalu, saat kita menempatkan hasil cetakan tidak boleh langsung menyentuh lantai. Tapi harus diberi ganjalan kayu," paparnya.

Baca Juga: Bisa Jadi Tempat Wisata Religi, Masjid Al Mumtadz Akan Dibangun Seperti Gaya Timur Tengah

Bahkan, saat memperlakukan barang reject atau gagal pun, harus dengan adab.

"Kita daur ulang lagi, tapi tetap jgn sampai menyentuh lantai cecerannya," ujarnya.

Tak hanya itu, di percetakan Syaamil terdapat satu akuarium berisi ikan yang diletakkan di area pembuangan limbah. Gunanya untuk mengecek apakah bahan limbah yang dibuang masih aman atau tidak.

"Kalau limbah itu mencemari air dan ikannya jadi mati, berarti ada yang salah dari proses kita memilih dan menggunakan bahan baku. Namun, sejauh ini alhamdulillah ikannya masih tetap hidup," ungkapnya.

Halaman:

Editor: Riedha Adriyana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

3 Destinasi Liburan Luar Negeri Selama Ramadan

Senin, 27 Maret 2023 | 12:30 WIB

Bandung Kotanya Para Seniman

Selasa, 21 Februari 2023 | 16:30 WIB

Jadwal dan Rangkaian Ancol Lunar Festival 2023

Kamis, 19 Januari 2023 | 15:04 WIB
X