• Sabtu, 23 September 2023

5 Tradisi Unik Sambut Ramadhan di Indonesia

- Jumat, 17 Maret 2023 | 17:51 WIB
Meugang (Aceh), Nyorog (Jawa Barat), Dugderan (Semarang), Nyadran (Jawa Tengah, dan Magengan (Jawa Timur), merupakan beberapa tradisi unik menyambut Ramadhan di Indonesia. (menpan.go.id)
Meugang (Aceh), Nyorog (Jawa Barat), Dugderan (Semarang), Nyadran (Jawa Tengah, dan Magengan (Jawa Timur), merupakan beberapa tradisi unik menyambut Ramadhan di Indonesia. (menpan.go.id)

KETIKNEWS.ID,-- Ramadhan adalah salah satu bulan suci yang dirayakan oleh umat Islam di dunia dengan cara berpuasa.

Kemeriahan perayaan Ramadhan di Indonesia sangat terasa kental mengingat mayoritas penduduknya adalah muslim.

Di Indonesia ada beberapa tradisi unik yang dilakukan oleh masyarakat untuk menyambut datangnya bulan suci Ramadhan.

Baca Juga: Mengenal Tradisi “meugang” dari Masyarakat Aceh

Meugang (Aceh)

Tradisi Meugang adalah tradisi di mana masyarakat Aceh akan beramai-ramai membeli daging sapi, kemudian memasaknya, dan memakannya bersama keluarga.

Daging yang diolah juga berbeda-beda, tergantung kesukaan setiap keluarga. Ada yang dimasak menjadi asam keueung, kari, gulai merah, dan sebagainya.

Nyorog (Jawa Barat)

Nyorog dirayakan dengan cara berbagi bingkisan makanan ke sanak saudara dan keluarga yang tinggalnya berjauhan. Hal ini disebabkan oleh masyarakat Betawi pada zaman dulu memiliki tempat tinggal yang berjauhan karena terhalang hutan dan kebun.

Biasanya, bingkisan makanan yang diberikan dalam tradisi nyorog adalah kue-kue atau bahan makanan mentah, seperti gula, susu, kopi, beras, ikan, dan daging.

Namun, terkadang bingkisan makanan tersebut juga dimasukkan ke dalam rantang, misalnya sayur gabus pucung. Makna dari tradisi nyorog adalah penghormatan dari orang muda terhadap yang lebih tua.

Baca Juga: Mengenal Tradisi Dugderan Jelang Ramadhan di Semarang

Dugderan (Semarang, Jawa Tengah)

Dugderan merupakan tradisi yang berasal dari Semarang. Tradisi ini dilaksanakan dengan cara mengadakan upacara yang merupakan perpaduan dari tiga etnis di Semarang, yaitu Jawa, Tionghoa, dan Arab.

Halaman:

Editor: Ridwan Alawi

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Menilik Museum Tsunami Aceh, Simbol Bencana Alam 2004

Jumat, 25 Agustus 2023 | 14:09 WIB
X