KETIKNEWS.ID,-- Bila anda adalah orang yang sangat kaya, anggap saja sudah sangat sukses dalam bisnis, lalu tiba-tiba datang seseorang yang tak anda kenal bagaimana kredibilitasnya dan dengan entengnya orang tersebut berkata "mau gak anda saya bikin kaya?", apa yang anda pikirkan?
Mungkin itu adalah gambaran paling mudah membuat ilustrasi bagaimana sejarah bercerita saat Nabi berkirim surat kepada Raja Persia dan juga kepada Kaisar Romawi dan keduanya menolak ajakan Nabi.
Mereka merasa tak harus menanggapi ajakan tersebut karena secara logis melalui pikiran mereka, mereka merasa sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan bangsa Arab saat itu yang hanya dikenal sebagai bangsa pengelana padang pasir.
Demikian pula gambaran tentang rakyat dari bangsa Nusantara. Sejak abad 7 telah menjadi tujuan si'ar Islam namun hingga 800 tahun kemudian, Islam masih belum banyak memberi pengaruh pada iman mereka, hingga Wali Songo hadir.
Tak ada catatan Nabi pernah berkirim surat pada penguasa Nusantara saat itu, namun para pedagang Arab dan Persia sudah tercatat hadir sejak tahun 670. Dan mereka tercata dalam sejarah adalah penyebar agama Islam.
"Sok tahu...!! Dari mana ada cerita Indonesia sudah maju saat itu, apalagi disandingkan dengan bangsa Persia dan Romawi? Ngigau kamu...!!"

Sebuah catatan dari China, bahwa ditahun 270 seorang pejabat bea cukai Guangzhou bernama Wan Shen pernah menuliskan dalam buku catatan tentang sebuah kapal yang masuk ke pelabuhan itu dengan ukuran tiga kali lipat lebih besar daripada kapal-kapal yang pernah dibuat China saat itu.
Tercata pula, kapal itu berpenumpang 700 orang dan mampu mengangkut barang dagangan dengan tonase hingga mencapai beban 10.000 ton. Dan kapal tersebut berasal dari selatan, atau Indonesia saat ini.
Bisa dibayangkan betapa majunya masyarakat kita saat itu sehingga pada abad 3 kita telah mampu memiliki atau telah mampu membangun kapal sebesar itu.
Bisa dibayangkan kenapa masyarakat kita saat itu memiliki alasan menolak pengaruh ajaran yang dibawa para pedagang dari barat tersebut bahkan hingga 800 tahun kemudian.
Ya, karena kita memang merasa sudah lebih maju.

Artikel Terkait
Indonesia Nafas dan Nadi Kita
Dari Laut, Kita Bertani
Kembalikan Rempah Menjadi Emas Seperti Kolonial Pernah Membuatnya