• Sabtu, 30 September 2023

Bagian 1: Peran Perempuan Indonesia, Edisi Hari Kartini

- Kamis, 20 April 2023 | 12:04 WIB
Peran wanita Indonesia dalam kehidupan sangat berperan aktif, (Edisi Hari Kartini)  (NitNot)
Peran wanita Indonesia dalam kehidupan sangat berperan aktif, (Edisi Hari Kartini) (NitNot)

KETIKNEWS.ID,-- Aspek seksualitas secara biologis, ditentukan oleh bagaimana peran gender yang dibangun masyarakat. Ya.., masyarakat memang sangat menetukan bagaimana peran gender berjalan.

Adakah kesepakatan yang sudah baku, yang sudah tak lagi kita ungkit meski itu terlihat tidak adil?

Banyak..! Cobalah jujur. Lepas semua paradigma yang sudah tertanam dalam diri kita. Lepas semua pemahaman agama, budaya, dan jadilah manusia sederhana yang bebas dari intervensi apapun. Dan..,munculkan satu pertanyaan saja. Contoh,

Punyakah kita kemewahan dapat memilih diliahirkan sebagai laki-laki?

Kalau toh medis mampu melakukan, yang bisa memilih adalah orang tua kita, bukan kita. Jadi sangat jelas jawabannya "tidak".

Jelas bahwa kita tak memiliki kemewahan itu, namun kenapa posisi laki-laki dan perempuan menjadi berbeda di mata hukum, budaya, agama, pasti karena hal tersebut dibangun oleh masyarakat itu sendiri.

Dari sini saja premis bahwa perempuan setara dengan laki-laki menemui halangannya.

Sekali lagi bila kita jujur, ketika kita tak dapat memilih menjadi laki-laki atau perempuan, layakkah perempuan mendapat posisi lebih rendah dari laki-laki? Jawabannya tidak..!!

Namun paradigma mengubah itu semua. Logis tak logis, adil tak adil itu sudah terjadi dan sepertinya masyarakat baik-baik saja dan tak terganggu dengan ketidak adilan tersebut.

Namun paradigma mengubah itu semua. Logis tak logis, adil tak adil itu sudah terjadi dan sepertinya masyarakat baik-baik saja dan tak terganggu dengan ketidak adlian tersebut.

Pada banyak daerah, orang tidak marah ketika dalam hal hak waris, perempuan bukan pihak yang dituju oleh aturan tersebut. Perempuan tidak memiliki hak atas pembagian warisan milik orang tua. Adil? Jelas tidak..! namun kita tak mempermasalahkan hal tersebut.

Semua sudah dari "sononya", demikian sebagian masyarakat yang tak mau pusing dengan kondisi itu berkata. Alah bisa karena biasa, sebuah konsep "nrimo" yang hidup dan hadir sebagai kearifan sebuah struktur masyarakat.

Ini bukan peristiwa yang baru ada kemarin sore. Ribuan tahun sudah agama dan budaya menyemai pemahaman ini hingga kebenaran dogma tak lagi harus diperdebatkan.

Halaman:

Editor: Gideon Sinaga

Sumber: Leonita Lestari

Tags

Terkini

Menilik Museum Tsunami Aceh, Simbol Bencana Alam 2004

Jumat, 25 Agustus 2023 | 14:09 WIB
X