KETIKNEWS.ID,-- Pernah dengar bagaimana hukum bagi perempuan yang berzina? Waduuhh.., ngeri banget..!
Proses alamiah berupa menstruasi berubah menjadi ajang penistaan kepada kaum perempuan. Mereka dianggap kotor dan tidak suci. Pada masyarakat Yahudi tempo dulu, mereka harus disembunyikan selama 7 hari di goa-goa gelap dan diasingkan.
Bagaimana dengan sekarang?
Masih sama. Haid adalah kotor sehingga untuk sesaat perempuan haid tak boleh masuk tempat ibadah, tak boleh melakukan ritual bahkan puasapun dilarang.
Itu adalah sekelumit tentang bagaimana agama turut serta membuat diskripsi tentang perempuan. Stereotip bahwa perempuan seolah jadi sumber dan awal dosa dilahirkan menjadi semakin klop.
Ribuan tahun sudah diskriminasi ini berjalan tanpa bantahan. Semua diterima karena konsep Tuhan yang berkehendak memang cara paling jitu. Namun ingat..., perempuan adalah ibu. Tak seorangpun mendapatkani kehidupan tanpa peran perempuan..
Silahkan berkhayal tentang 72 bidadari, silakan menilai perempuan hanya melulu demi Sex dan kepuasan bejadmu. Namun tolong perhatikan dengan seksama, bilamana ada dari kalian para bejad suatu ketika benar sampai disana, tolong dicermati siapa tahu 1 dari 72 bidadari itu adalah ibumu. Rela kamu?
Beruntung negara ini punya sosok perempuan teladan. Kartini, seorang visioner, seorang yang berpikir melampaui jamannya. Dia ajarkan kita perempuan Indonesia, tentang bagaimana cara memberontak dengan elegan.

Berontak tak selalu tentang tangan yang harus memanggul senjata. Enlightment, pencerahan pikiran dari keterkungkungan fisik yang dialami tak membuat dia diam. Ide jenius dan orisinal dia lemparkan disaat badan terpenjara jauh melampaui samodra dan benua kemustahilan.
Tulisan-tulisannya menginspirasi banyak pihak. Pandangannya sebagai seorang perempuan jauh melampaui logika kaumnya. Sikap kritisnya, membuka jendela baru bagi cara pandang bagaimana seharusnya menjadi perempuan.
Bagaimana perempuan Indonesia masa kini?
Entahlah..., kadang rasa amuk ingin kulempar sekeras dan sejauh kumampu saat kudengar diluar sana dengan murahnya perempuan menyodorkan suami sorang istri baru demi surga kelak.
Ingin rasanya teriak marah ini kuledakkan sekeras dentuman petir saat badai melihat perempuan merendahkan martabat dan harga diri kepermpuanannya hanya demi....