• Kamis, 21 September 2023

Bagian 2, Sejarah Nenek Moyang Kita Adalah Pelaut Ulung di Dunia, Di laut Kita Jaya Di Darat Kita Kaya Remp

- Selasa, 23 Mei 2023 | 09:04 WIB
Ilustrasi Laut merupakan halaman rumah Nenek moyang kita yang terkenak sebagai Pelaut (NitNot)
Ilustrasi Laut merupakan halaman rumah Nenek moyang kita yang terkenak sebagai Pelaut (NitNot)

KETIKNEWS.ID,-- Malangbang adalah salah satu dari kapal perang utama Majapahit setelah jong dan kelulus. Tidak banyak yang diketahui dari jenis kapal ini, selain dari fakta bahwa kapal itu juga menggunakan dayung selain layarnya yang lebar untuk bergerak dan berlambung datar yang digunakan Nenek moyang Nusantara.

Penemuan ini membuktikan Sejarah Nenek moyang kita adalah Pelaut ulung di dunia, kapal ini berukuran "sedang", antara ukuran jong dan kelulus, namun lebih besar dari pelang.

Ekspedisi militer terbesar kedua, invasi Singapura pada tahun 1398, Majapahit mengerahkan 300 jong dengan tidak kurang dari 200.000 orang pelaut ulung dengan lebih dari 600 orang di setiap jong.

Untuk kapal pendampingnya, tak terhitung banyaknya. Sebagai catatan, jong terkecil panjangnya 33 meter dengan perkiraan kapasitas 220 ton bobot mati, dengan awak 120 orang. Sementara, Jong yang besar dapat membawa 800 orang dan panjangnya mencapai 50 depa atau sekitar 90–100 m.

Baca Juga: Nenek Moyang Kita Adalah Para Penunggang Gelombang di Samudera Luas

"Kalau semua itu benar, kenapa saat penjajah Eropa datang nenek moyang kita tak berdaya?"

Portugis datang saat Majapahit sudah runtuh dan luar biasanya, Majapahit runtuh karena sebab dari dalam. Demak yang konon berada dibalik keruntuhan Majapahit menggantikan peran penguasa lautan atau disebut para penunggang gelombang itu.

Meski sangat jauh dari kekuatan Majapahit saat sebelum kerajaan itu mengalami kemunduran, nenek moyang kita yang bergabung di angkatan laut, armada angkatan laut Kerajaan Demak, berhasil membuat Portugis kewalahan.

Pada Januari 1513 Patih Unus mencoba mengejutkan Malaka dengan membawa sekitar 100 kapal dengan 5.000 tentara Jawa dari Jepara dan Palembang.

Sekitar 30 dari kapal-kapal itu adalah jong besar seberat 350-600 ton (pengecualian untuk kapal utama Patih Unus), sisanya adalah kapal jenis lancaran, penjajap, dan kelulus. Kapal-kapal itu membawa banyak artileri yang dibuat di Jawa.

Baca Juga: Bagian 1. Sejarah Nenek Moyang Kita Adalah Pelaut Ulung di Dunia, Di laut Kita Jaya Di Darat Kita Kaya Rempah

Pada 1574, ratu Kalinyamat dari Jepara menyerang Melaka yang dikuasai Portugis dengan 300 kapal, yang meliputi 80 jong dengan tonase 400 ton dan 220 kelulus. Penyerangan dihentikan setelah perbekalan menipis dan Portugis berhasil membakar 30 jong.

Meski menang, Portugis mengalami kerugian sangat besar. Kerugian sangat besar mereka dibuat terkejut, kemampuan navigasi hingga kekuatan armada laut yang dimiliki para Nenek moyang kita yang merupakan pelaut.

"Maksudnya?"

Halaman:

Editor: Gideon Sinaga

Sumber: Karto Bugel, Leonita Lestari

Tags

Terkini

Mengenal Sejarah Wayang di Museum Sekartaji

Kamis, 14 September 2023 | 15:45 WIB
X