KETIKNEWS.ID,- Kata liwetan sudah tak asing lagi di telinga orang Indonesia. Liwetan menjadi kebiasaan unik bagi orang Indonesia.
Kebiasaan lainnya, hampir pada semua bagian, orang Indonesia selalu menanamkan budaya kebersamaan dan kebiasaan untuk selalu bermusyawarah, mulai dari acara adat, tarian, musik, bahkan kuliner pun menanamkan nilai kebersamaan.
Nah, salah satu bagian kuliner yang menerapkan budaya kebersamaan ini adalah tradisi liwetan.
Liwetan hanya dilakukan saat ada acara tasyakuran atau peringatan momen tertentu yang dianggap sakral bagi masyarakat.
Liwetan adalah kegiatan makan bersama dengan beralaskan daun pisang sebagai pengganti piring.
Kata liwetan diambil dari nasi yang disajikan umumnya nasi liwet di Tanah Sunda. Tetapi, nasi liwet dan tradisi liwetan sebenarnya bermula di Solo pada ratusan tahun silam.
Awalnya, dipakai untuk raja-raja jika ada upacara, jamuan. Beberapa daerah di Indonesia juga punya tradisi bersantap seperti liwetan ini, namun dengan nama yang berbeda.
Sejarah Liwetan
Liwetan adalah kegiatan makan bersama dengan beralaskan daun pisang sebagai pengganti piring. Lauk pauk, nasi, dan segala macam kelengkapannya ditaruh di atas daun pisang tersebut dan biasanya makannya menggunakan tangan.
Artikel Terkait
Lukisan 'Nyangku' di Pameran 'Archipelago', Karya yang Sarat akan Makna dari Tradisi Ciamis
Ngaruwat Bumi, Tradisi Sakral Dari Subang yang Sudah Berumur Ratusan Tahun
Makna dan Filosifi dari Tradisi Sunda Reuneuh Mundingeun
Rebo Wekasan: Sejarah, Tujuan, Tradisi, hingga Mitos
Tiga Amalan Rebo Wekasan sebagai Tradisi Tolak Bala di Indonesia