Menguak Jejak Sejarah Suku keresidenan Bagelen

- Jumat, 24 Desember 2021 | 15:28 WIB
Bagelen adalah salah satu kelompok dari orang Jawa di daerah yang bernama Bagelen (mataramroyalblood)
Bagelen adalah salah satu kelompok dari orang Jawa di daerah yang bernama Bagelen (mataramroyalblood)

KETIKNEWS.ID,-- Indonesia adalah negara dengan sejuta keberagaman. Keberagaman yang ada telah menjadi simbol persatuan dan dikemas dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika. Oleh karena itu, kita harus menjaganya dan mengenal sejarah suku suku yang ada di indonesia agar tetap utuh dan harmonis. Menelusuri jejak sejarah dari suku Bagelen? apakah kalian sudah tau?

Orang Bagelen adalah salah satu kelompok dari orang Jawa di daerah yang bernama Bagelen. Pada tahun 1830 daerah Bagelen menjadi keresidenan Bagelen, terdiri dari afdeeling Purworejo dan Kebumen, serta Wonosobo.

Baca Juga: Bukti Sejarah Percampuran Budaya Tiongkok Dengan Eropa

Keresiden ini berbatasan dengan keresidenan Pekalongan di bagian utara, keresidenan Kedu dan Yogyakarta di sebelah timur, Samudera Hindia di bagian Selatan, dan keresidenan Banyumas dan Tegal. Sejak tanggal 1 Agustus 1901 keresidenan Bagelen dihapuskan dan dimasukkan ke dalam keresidenan Kedu.

Ilustrasi Suku keresidenan Bagelen
Ilustrasi Suku keresidenan Bagelen (mataramroyalblood)

Secara umum orang Jawa dapat disebut memiliki kebudayaan Jawa. Namun, ada kebudayaan dengan variasi budayanya, misalnya dalam hal logat bahasa, makanan, upacara-upacara rumah tangga, kesenian rakyat, dan seni suara.

keragaman budaya Bagelen dibandingkan dengan kebudayaan lain, misalnya dalam hal kesenian. Kesenian Bagelen itu adalah antara lain wayang urang, tarian kuda yang disebut jathilan, tarian teledhek. Mereka juga sudah mengenal pertunjukkan wayang kulit sejak zaman dahulu kala, yakni dengan pertunjukkan wayang beber.

Baca Juga: Jejak 5 Bangunan Bersejarah Di Aceh Peninggalan Masa Lampau

Satu pertunjukkan yang khas dari daerah Bagelen ini adalah wayang jemblung, yang menuturkan ceritera-ceritera Menak, dongeng-dongeng tentang tokoh Islam Amir Hamzah. Pertunjukkan ini biasa diadakan pada perayaan khitanan dan perkawinan.

Warga masyarakatnya yang gemar mengadakan pertunjukkan nyanyian agama, yaitu perjanjen, dilakukan oleh tiga atau empat orang penyanyi yang duduk dilantai, masing-masing memegang tamburin kecil yang dibunyikan menurut irama lagunya. Dihadapan mereka duduk sekitar 12 orang pria yang turun menyanyi. Lagu-lagu yang dibawakan adalah lagu-lagu dari buku Arab Barzanji. Budaya masyarakat desa Jawa umumnya menunjukkan adanya persamaan, namun disana-sini terdapat variasi pula.

Editor: Lucky Edwar

Tags

Terkini

Kisah Hunjeman, Petugas Imigrasi Kita di Abad 11

Jumat, 21 April 2023 | 10:10 WIB

Mencabik Indonesia Bila Kita Saling Bertikai

Selasa, 4 April 2023 | 22:44 WIB

Terasing di Negeri Sendiri

Selasa, 4 April 2023 | 14:04 WIB
X