KETIKNEWS.ID,-- Komunitas tercipta atas dasar dorongan sekelompok manusia dalam pemenuhan suatu kebutuhan. Kehadiran para komunitas seni tidak hanya berfungsi sebagai jembatan berekspresi seni saja, tetapi perannya di setiap wilayah/daerah adalah untuk berkumpul dan merekatkan kembali serta melestarikan keberadaan seni khususnya kesenian jathilan yang tumbuh di masyarakat.
Alfonsus Sukirman, seniman tari tradisional khususnya kesenian jathilan yang eksis di Kulon Progo. Pria yang akrab disapa Mbah Sugeng ini melakoni berbagai macam kesibukan berkesenian. Salah satunya mengampu tugas sebagai ketua di komunitas seni jathilan yaitu Seniman Hollo.
Dia mengaku beragam tantangan dipertaruhkan demi kemajuan komunitas itu. Sugeng juga menegaskan bahwa kecintaannya terhadap seni menggambarkan separuh jiwanya. Ia tak melulu menjadikan tugasnya sebagai beban namun menjadikan setiap tantangan menjadi sebuah bekal dan pengalaman.

Mbah Sugeng tak memiliki latar belakang pendidikan di bidang seni, namun dorongan minatnya tertantang menaklukkkan beragam proses yang tak gampang. Pemuda bertalenta ini membuktikan siapa pun diperbolehkan mengekspresikan diri sesuai minat dan bakat pribadi maka bakat akan terbentuk seiring berjalannya proses.
Sugeng sendiri menyukai seni tari sejak masih kecil. Awalnya menonton dan menyaksikan generasi zaman simbah-simbah dulu ketika melakukan pentas kesenian jathilan. Dia terinspirasi dan bertekad menjadikan dirinya sebagai penerus. Maka terwujudlah itu dalam peran nyata dirinya dalam mempertahankan kesenian tradisional di tengah gempuran modernisasi.
Baca Juga: Prof. Dibya Luncurkan Buku Puitika Tari, Melestarikan dan Mendokumentasikan Budaya Bali
Baginya seni itu menarik dan mampu menghibur orang lain. Sehingga hal apapun yang terkait dengan seni, Sugeng selalu mempersiapkannya secara maksimal. Seni baginya adalah sarana mewujudkan dan mengeratkan ikatan persaudaraan (paseduluran) dengan siapa saja tanpa memandang usia, gender, suku, budaya, dan ras.