KETIKNEWS.ID,-- Lontar Sundarigama merupakan lontar yang berisi tuntunan atau tata cara pelaksanaan upacara dalam agama Hindu. Lontar ini dipakai sebagai rujukan utama dalam kegiatan ritual di Bali.
Kata Sundarigama berasal dari kata sunar yang berarti cahaya terang atau sesuluh, ri berarti siddi atau kesempurnaan, sundari berarti mata air, dan gama berarti pegangan hidup. Sehingga dapat ditarik kesimpulan, bahwa Lontar Sundarigama adalah kitab agama yang memberikan cahaya, sesuluh, tuntunan pelaksanaan upacara/ritual agama untuk mencapai kesempurnaan hidup.
Baca Juga: Tuan Rumah KTT G20, Erick Thohir Menteri BUMN Akan Terus Mengawal Budaya Bali
Dalam lontar ini terdapat banyak informasi mengenai hari suci atau penting dan pelaksanaan upakara atau upacaranya di Bali berdasarkan matahari dan bulan. Berikut ini 6 jenis upacara Hindu di Bali berdasarkan matahari dan bulan.
1. Candra Grahana atau gerhana bulan

Saat gerhana bulan, diceritakan bahwa Sang Hyang Ratih diterkam oleh Sang Kala Rahu. Dalam keadaan ini, seluruh rohaniawan melakukan upacara bulan kepangan dengan maksud untuk menyempurnakan kembali wujud Sang Hyang Ratih.
Upakara atau banten yang diperlukan adalah canang wangi-wangi dan raka-raka, bubur biaung serta panek putih kuning secukupnya, dan puspa wangi. Setiap umat Hindu di Bali wajib melakukan upacara pemujaan kepada Sang Hyang Ratih di halaman rumah. Sebulan setelah terjadinya gerhana bulan, mereka tidak diperbolehkan melakukan upacara yadnya baik Dewa Yadnya, Pitra Yadnya, dan Bhuta Yadnya.
2. Surya Grahana atau gerhana matahari

Saat gerhana matahari, diceritakan Sang Hyang Surya kepangan (Dimakan) oleh Sang Kala Rahu. Untuk upacara dan sarananya sama dengan seperti pada saat gerhana bulan, namun yang dipuja di sini adalah Sang Hyang Surya. Setahun setelah terjadinya gerhana matahari, umat Hindu di Bali tidak diperbolehkan melakukan segala yadnya angayu-ayu.
Artikel Terkait
Buku Sarasastra II Diluncurkan, Berisi Pusparagam Pemikiran Budaya Bali
Gunung Semeru, Penuh Dengan Misteri Sakral
Ulos Sakral, Jangan Pernah Samakan kain Tenun Ulos Dengan kain Pada Umumnya
Prof. Dibya Luncurkan Buku Puitika Tari, Melestarikan dan Mendokumentasikan Budaya Bali
Seni Sakral, Kesenian Agama Hindu Yang Merupakan Peninggalan Leluhur
Jelang Tahun Baru2022, Paviliun Indonesia Sajikan Pertunjukan Budaya Bali di Expo 2020 Dubai
Tuan Rumah KTT G20, Erick Thohir Menteri BUMN Akan Terus Mengawal Budaya Bali