KETIKNEWS.ID,-- Cirebon sebagai salah satu wilayah dengan komunitas Tionghoa terbesar di Pulau Jawa punya sejarah panjang berkenaan dengan masyarakat Tionghoa dan imlek. Dalam menyambut imlek 2022.
vihara tertua dan paling bersejarah di Cirebon sangat menarik untuk diulas, seperti dikutip dari naskah Nurman Kholis dalam Jurnal Multikultural & Multireligius Kementerian Agama RI, disebutkan bahwa vihara atau kelenteng tertua yang ada di Cirebon adalah Vihara Dewi Welas Asih dengan waktu perkiraan berdiri pada sekitar abad ke-16.
Baca Juga: Menjadi Tonggak Sejarah, IU Kembali Raih Penghargaan Golden Disc Awards ke-36
Vihara tertua dan paling bersejarah di Cirebon ini diperkirakan berdiri pada 1595 M, namun kapan persisnya tidak diketahui dengan pasti. Catatan tertua lain berkenaan dengan tahun pendirian vihara disebutkan Kholis dengan merujuk pada buku Potensi Wisata Budaya Kota Cirebon yang dikeluarkan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata.

Disebutkan, catatan itu ada di tahun 1658. Hal ini berdasarkan papan bertulis atau “Pai” yang berisi pepatah singkat yang ditujukan kepada para Dewa untuk penghormatan. Biasanya pada Pai tertulis nama pemberi dan tahun pemberian Pai itu. Pai tersebut terletak di atas altar samping pada dinding belakang vihara.
Pada zaman dahulu, Vihara Dewi Welas Asih ini lebih dikenal dengan sebutan Kelenteng Tiao Kak Sie. “Sie” artinya rumah orang beribadat (tempat bertapa). “Tio” berarti air pasang (air naik), dan “kak” berarti bangun dari tidur atau membangunkan atau membawa kepada akal yang benar.
Baca Juga: Napak Tilas Sejarah Gedong Cai Tjibadak, 100 Tahun Jadi Sumber Mata Air Masyarakat Bandung
Dengan demikian, Kelenteng Tiao Kak Sie mempunyai dua arti. Pertama, kelenteng merupakan tempat yang dibangunkan oleh air pasang. Kedua, kelenteng merupakan tempat akal bertambah.
Artikel Terkait
Menguak Jejak Sejarah Suku keresidenan Bagelen
Jejak Sejarah Tanah Jawara di Provinsi Banten
Napak Tilas Sejarah Gedong Cai Tjibadak, 100 Tahun Jadi Sumber Mata Air Masyarakat Bandung