KETIKNEWS.ID,-- Ganjar Pranowo mengunjungi Maha Vihara Majapahit di Desa Bejijong, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto. Maha Vihara Majapahit yang berulang tahun ke-35 merpuakan bukti nyata toleransi beragama di Jateng.
Maha Vihara Mojopahit yang dibangun pada 1987 oleh Bhante Viryanadi, yang merupakan seorang penganut kebatinan dan sering bepergian ke berbagai daerah untuk bertapa sebelum menjadi biksu. Maha Vihara Mojipahit diresmikan oleh Bhante Ashin Jinarakkhita dan Soelarso, Gubernur Jawa Timur pada 31 Desember 1989.
Baca Juga: Merajut Kembali Sejarah Kediri dan Bali, Menggelar Anggit Budaya
Ganjar mengatakan, Maha Vihara Majapahit memiliki sejarah Trowulan, yang merupakan sejarah dahsyat tentang kejayaan Majapahit. Peristiwa itu yang akhirnya mempersatukan Nusantara.
"Ingat Trowulan pasti ingat Hayamwuruk dan patihnya, Gadjah Mada. Pesan yang ingin diberikan adalah bagaimana Sumpah Palapa untuk mempersatukan Nusantara. Kalau sekarang, ya mempersatukan Indonesia," kata Ganjar, Sabtu (15/1/2022).

Ganjar menuturkan, saat Hayam Wuruk memimpin didampingi Gadjah Mada, Majapahit menjadi kerajaan kuat. Pemerintahannya perhatian pada rakyat kecil, tegas, dan membangun pertanian dengan baik.
"Artinya negara agraris sudah terwujud pada saat itu," ucapnya.
Dia berharap, generasi muda atau milenial dapat ikut melestarikan dengan mempelajari sejarah kejayaan Majapahit. Sehingga sejarah Majapahit tetap terjaga.
Baca Juga: Cetak Sejarah Baru, Puan Apresiasi Kepengurusan PBNU Akomodir Perempuan
Artikel Terkait
Teleskop James Webb, Teleskop NASA yang Berhasil Diluncurkan untuk Teliti Sejarah Bumi
Jejak Sejarah Tanah Jawara di Provinsi Banten
Catatan Sejarah, Forum G20 Jadi Tantangan Presidensi Indonesia
Napak Tilas Sejarah Gedong Cai Tjibadak, 100 Tahun Jadi Sumber Mata Air Masyarakat Bandung
Menjadi Tonggak Sejarah, IU Kembali Raih Penghargaan Golden Disc Awards ke-36
Cetak Sejarah Baru, Puan Apresiasi Kepengurusan PBNU Akomodir Perempuan
Sejarah Baru! Sebelas Nama Perempuan Masuk di Susunan PBNU 2022-2027
Merajut Kembali Sejarah Kediri dan Bali, Menggelar Anggit Budaya