KETIKNEWS.ID,-- Setelah zaman Rasulullah, Islam menyebar ke seluruh dunia, salah satunya China. Komunitas Muslim Sino Hui memiliki banyak tradisi hasil dari perpaduan budaya China dan Islam. Muslim mulai tiba di Cina dalam jumlah yang signifikan selama periode Mongol di bawah Dinasti Yuan (1271-1368).
Baca Juga: Jejak Islam Di Bumi Cendrawasi
Sebelumnya, pelancong dan pedagang Arab dan Persia datang dari Asia Barat dalam jumlah kecil dan tinggal di komunitas yang relatif terpencil. Periode Mongol membawa diaspora dari beberapa juta Muslim Asia Tengah untuk bekerja sebagai ilmuwan, ahli geografi, astronom, musisi, pengrajin, tentara dan administrator. Sebagian besar mereka mulai menikah dengan wanita Han dan anak-anak mereka dibesarkan sebagai Muslim.

Namun, dalam beberapa generasi, asimilasi ke dalam masyarakat China mulai meningkat. Akulturasi ini mengambil bentuk dan kecepatan baru selama Dinasti Ming (1368-1644) yang melembagakan kebijakan homogenisasi Sino-sentris yang mengharuskan Muslim menikahi wanita Han dan menggunakan bahasa China.
Pertukaran agama dan budaya selama pemerintahan Mongol juga berkurang dengan kebijakan perjalanan yang membatasi umat Islam dari jaringan pembelajaran tradisional, bahasa, dan tanah air.
Baca Juga: Menelusuri Jejak Viraha Tertua di Cirebon, Adad Ke-16Pada tahun-tahun memudarnya Dinasti Ming, banyak Muslim telah kehilangan penguasaan keterampilan linguistik dalam bahasa Arab dan Persia kecuali untuk penggunaan yang paling dasar. Pendidikan Islam tidak memiliki sistem pengajaran formal dan bergantung pada sumber tekstual yang terbatas.

Artikel Terkait
Islam Mengatur Kewajiban Orangtua dalam Mengasuh Anak
Pencarian Alien di Luar Angkasa, NASA Libatkan 24 Ahli Agama Termasuk Islam
Indonesia Terpilih Sebagai Anggota Dewan SESRIC dan ICDT Pada Organisasi Kerja Sama Islam
Pandangan Islam Terhadap Transplantasi Jantung Babi Menurut Syekh Ali Jum'ah