KETIKNEW.ID,-- Huta Siallagan berarti Kampung Siallagan dalam bahasa Batak. Siallagan sendiri diambil dari nama Raja Laga Siallagan yang dahulu membangun perkampungan tersebut dan merupakan garis keturunan suku Batak asli.
Huta Siallagan terletah di Pulau Samosir, pulau cantik tepat di tengah Danau Toba. Huta sendiri artinya kampung, dan Siallagan adalah nama dari Raja Siallagan yang merupakan pemimpin dari marga Siallagan. Beliau lah yang mendirikan kampung ini ratusan tahun yang lalu pada masa pemerintahan Raja Laga Siallagan.
Baca Juga: Menparekraf Luncurkan Program Pendampingan Desa Wisata, Ekonomi dan Lapangan Kerja
Terletak di Desa Ambarita, Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir, kampung seluas 2.400 meter persegi ini dikelilingi oleh tembok batu licin setinggi 1,5 hingga 2 meter. Pada masanya, tembok ini juga dilengkapi oleh benteng bambu tajam yang berfungsi untuk melindungi kampung dari satwa liar dan serangan lainnya.

Huta Siallagan disebut sebagai kampung kanibal karena pada zamannya, penjahat berat akan dijatuhi hukuman potong kepala. Setelah dipotong, konon jantung dan hati penjahat tersebut nantinya dimakan oleh sang raja atau tetua adat lainnya untuk menambah kesaktian. Meski demikian, praktek ini sudah tidak lagi dilakukan sejak kurang lebih dua abad yang lalu. Ya, sudah tidak ada lagi sejak 200 tahun lalu.
Wika Wonderer berminat untuk mengunjungi kampung ini, Huta Siallagan dapat ditempuh melalui perjalanan darat dari kawasan wisata Tuktuk Siadong dengan waktu tempuh hanya 15-20 menit.
Ketika Wonderer masuk, kamu bakalan disambut dengan rumah adat Batak yang berbaris rapi dengan berbagai macam warna mulai dari hitam, putih, serta merah. Rumah-rumah ini disebut sebagai rumah Bolon dan rumah Sopo. Masing-masing rumah yang berbentuk rumah panggung tersebut dihiasi oleh aksesoris dan ornamen yang unik berupa topeng dan patung.
Artikel Terkait
Penyelenggaraan Side Events G20, Promosikan Ragam Budaya Indonesia
"A Day in Indonesia", Promosi Budaya Indonesia di Hongaria Pikat Wisatawan Potensial
Doa Lintas Agama, Ngaji Budaya gelaran 1000 Sajen dan Dupa
Budaya Arsitektur Khas Garut Diharapkan Tidak Tergilas Perkembangan Zaman
Wayang Aset Warisan Budaya Adiluhung dalam Dialog Parlemen, Magelang
Kental Akan Budaya dan Agama, Pemkot Bandung Dukung Dakwah Berbasis Bahasa Sunda
Revitalisasi Kawasan Budaya Kampung Ulos Hutaraja, Joko Widodo Apresiasi Program PUPR
Pelaku Seni Tradisional Kecamatan Wado Butuh Sarana Untuk Pengembangan Dan Pelestarian Seni budaya