Sampai semua hadir, dan shalat jama’ah pun dimulai. Mbah Dim merintis pesantren di desa Cidahu Pandeglang sekitar tahun 1965, dan telah banyak melahirkan ulama-ulama ternama seperti Habib Hasan bin Ja’far Assegaf yang sekarang memimpin Majelis Nurul Musthofa di Jakarta. Dalam bidang tasawuf, Mbah Dim menganut tarekat Qodiriyyah-Naqsabandiyyah dari Syeikh Abdul Halim Kalahan. Tetapi praktik suluk dan tarekat, kepada jama’ah-jama’ah Mbah Dim hanya mengajarkan Thariqah Syadziliyah dari syekh Dalhar.
Baca Juga: Mengenal KH Tubagus Asnawi Bin Abdurrahman Ulama dan Pendekar Asal Caringin Banten
Itu sebabnya, dalam perilaku sehari-hari ia tampak tawadhu’, zuhud dan ikhlas. Banyak dari beberapa pihak maupun wartawan yang coba untuk mempublikasikan kegiatannya di pesantren selalu di tolak dengan halus oleh Mbah Dim, begitu pun ketika ia diberi sumbangan oleh para pejabat selalu ditolak dan dikembalikan sumbangan tersebut.
Hal ini pernah menimpa Mbak Tutut (Anak Mantan presiden Soeharto) yang member sumbangan sebesar 1 milyar, tetapi oleh Mbah Dim dikembalikan. Tanggal 3 Oktober 2003 tepat hari Jum’at dini hari Mbah Dim dipanggil oleh Allah SWT ke haribaan-Nya. Banten telah kehilangan sosok ulama kharismatik dan tawadhu’ yang menjadi tumpuan berbagai kalangan masyarakat untuk dimintai nasihat. Bukan hanya masyarakat Banten, tapi juga umat Islam pada umumnya merasa kehilangan. Ia di makamkan tidak jauh dari rumahnya di Cidahu Pandeglang, dan hingga kini makamnya selalu ramai dikunjungi oleh para peziarah dari berbagai daerah di Tanah Air.
Artikel Terkait
Para Ulama Dan Komunitas Pesantren Minta Pemdaprov Evaluasi Rumah Tahfidz
Presiden Joko Widodo Apresiasi Dukungan Nahdlatul Ulama Dalam Penanganan Pandemi COVID-19
Wapres: Kitab-Kitab Klasik Karya Ulama Nusantara Jadi Kearifan Lokal dan Referensi Generasi Muda
Majelis Ulama Indonesia Menyatakan Vaksin Merah Putih Halal dan Suci
Mengenal Syekh Subakir Ulama Persia Penyebar Agama Islam di Tanah jawa
Dubes Jepang Gandeng Nahdlatul Ulama PBNU Bahas Konflik Rusia - Ukraina
Jejak Dua Ulama Madura ini memiliki Karomah 'Syaikhona Kholil dan Syaikhona Yahya'
Mengenal KH Tubagus Asnawi Bin Abdurrahman Ulama dan Pendekar Asal Caringin Banten