KETIKNEWS.ID,-- Perjuangan Kartini melawan diskriminasi mendorong perempuan modern saat ini untuk berani terus melawan stereotip perempuan ujungnya jadi ibu rumah tangga saja. Semua perempuan tidak perlu ragu, karena sejatinya memiliki hak dan kesempatan yang sama dalam mengejar mimpi dan cita-citanya mengenyam pendidikan tinggi.
Di era digital saat ini, perempuan bisa bekerja dengan berbagai bentuk dan cara yang beragam. Perempuan terdorong melawan stereotip melalui prestasi perempuan dalam ranah profesional kerja, mengembangkan potensi dalam diri, berkarir bukan sekadar mencari uang dan perekonomian, namun jadi teladan dan menjalankan hak asasi setiap orang.
Baca Juga: Indonesia Bangga Lahirkan Kartini-Kartini Tangguh
Perempuan modern ialah perempuan yang memiliki semangat juang tinggi, kepercayaan diri, yakin terhadap kemampuan yang dimiliknya, perempuan yang memiliki keinginan untuk memerdekakan dirinya, dan memiliki prinsip hidup yang kuat.
Kisah R.A. Kartini
R.A. Kartini lahir di Mayong pada hari Senin Pahing, tanggal 21 April 1879 sebagai anak ke-4 dari 8 bersaudara. Ayahnya merupakan Wedono Mayong bernama R.M.A.A. Sosroningrat dan Ibunya bernama M.A. Ngasirah ( Garwo Ampil ). Nama R.A. Kartini baru diberikan bertepatan dengan Upacara Pupak Pusar ( Saat Tali Pusar Putus ).
Baca Juga: Film Perjuangan Perempuan untuk Rayakan Hari Kartini
Awal Tahun 1881, R.M.A.A. Sosroningrat diangkat menjadi Bupati Jepara, saat R.A. Kartini berumur 2 tahun, kemudian pindah dari Mayong ke Rumah Dinas Bupati Jepara.
Artikel Terkait
RUU TPKS Segera ke Paripurna, Puan Maharani: Hadiah Bagi Kaum Perempuan Menuju Hari Kartini
Sambut Hari Kartini, DWP Kemenpora Berbagi Bantuan Kepada Yayasan Yatim dan Dhuafa
Film Perjuangan Perempuan untuk Rayakan Hari Kartini
Apakah Hari Kartini 21 April Jadi Libur Nasional? Berikut Penjelasnnya dalam Keputusan Presiden
Indonesia Bangga Lahirkan Kartini-Kartini Tangguh