KETIKNEWS.ID,-- Tepat 17 Agustus 1945, Presiden Ir. Soekarno didampingi Drs. Mohammad Hatta memproklamasikan kemerdekaan Indonesia ke seluruh dunia.
Namun, ketika Perang Dunia Kedua mendekati akhirnya, Amerika Serikat bermaksud mengembalikan wilayah bekas jajahan Belanda dan Jepang ini ke pemerintah Belanda.
Hal ini yang membuat kekedukan Belanda di Indonesia belum sepenuhnya sirna.
Dalam Konferensi Meja Bundar 23 Agustus 1949, Amerika Serikat sangat berharap bahwa Konferensi Meja Bundar (KMB) Den Haag akan menghasilkan penyelesaian yang tuntas atas konflik Indonesia-Belanda.
Salah satu masalah yang krusial adalah masalah status dan masa depan Irian Barat.
Baca Juga: China Lakukan Latihan Militer untuk Cegah AS Ikut Campur Soal Taiwan
Belanda bersikeras supaya wilayah ini tidak diikutsertakan di dalam proses peralihan kekuasaan.
Alasannya, karena secara etnis, kultural, maupun religius Irian Barat sama sekali berbeda dari wilayah-wilayah lain di kepulauan Indonesia.
Tatkala kedua pihak yang bersengketa hampir mencapai jalan buntu terkait masalah ini, perwakilan dari AS, Merle Cochran mengajukan sebuah rumusan di mana Irian Barat akan tetap berada di bawah wewenang Belanda, tetapi dalam kurun waktu satu tahun setelah peralihan kekuasaan.
Artikel Terkait
Dianggap Produk Kolonial, Mahfud MD Ingin Sahkan RKHUP Sebelum Hari Kemerdekaan Tahun ini
7 Filosofi Logo HUT ke-77 RI 17 Agustus 2022
6 Film Bertema Kemerdekaan 17 Agustus 1945
Makna Balap Karung dan Panjat Pinang dalam Lomba 17 Agustus 1945
Janji Gak Belanja? Ada Diskon 77 Persen di Seluruh Mal Indonesia Selama Agustus 2022