KH Subchi Parakan, Pejuang Pelopor Senjata Bambu Runcing

- Rabu, 10 Agustus 2022 | 16:05 WIB
Kiai Subchi Parakan (Tangkapan YouTube Ei 2)
Kiai Subchi Parakan (Tangkapan YouTube Ei 2)

KETIKNEWS.ID,-- Bambu Runcing masih menjadi andalan para pejuang kemerdekaan kala itu.

Ditengah bengisnya masa penjajahan Indonesia oleh Belanda dan Jepang, hanya satu senjata yang akrab mememani perjuangan rakyat Indonesia, yaitu Bambu Runcing.

Bambu Runcing di populerkan oleh KH Subchi Parakan, seorang Ulama asal Parakan Jawa Tengah.

Perjuangan meraih kemerdekaan memang tidak terlepas dari dominannya kaum santri yang dikomandoi seorang Kiai.

Baca Juga: Peringati Hari Kemerdekaan, WNI di Sri Lanka Adakan Perlombaan

Silsilah dan pendidikan KH Subchi

Melansir dari situs nu.or.id, KH Subchi Parakan lahir pada tahun 1850 dengan panggilan Subeki. Subeki nama akrab KH Subchi merupakan anak dari Kiai Harun Rasyid, seorang penghulu di kawasan Parakan Jawa Tengah.

Kakek KH Subchi adalah Kiai Abdul Wahab, tokoh yang merupakan keturunan dari Tumenggung Bupati Suroloyo, Melangi, Yogyakarta.

Sang kakek dari KH Subchi merupakan salah satu pengikut Pangeran Dipenagara, dalam Perang Jawa pada tahun 1825-1830. Meskipun pada akhirnya Perang Jawa di menangkan oleh musuh, tetapi semangat perjuangan masih terus di geloran oleh para pengikut Pangeran Dipenagara, salah satunya adalah Kiai Abdul Wahab.

Baca Juga: 7 Tradisi Unik untuk Menyambut Hari Kemerdekaan Indonesia

Kiai Abdul Wahab terus menggelorakan semangat perjuangan meskipun dalam bentuk pangajaran kepada santri, hingga akhirnya sampai pada cucunya yaitu KH Subchi.

KH Subchi lahir dari lingkungan santri yang kuat, beliau berguru di pesantren Sumolangu dengan asuhan Syekh Abdurrahman Sumolangu. Berkat didikan sang guru (Syekh Abdurrahman Sumolangu), KH Subchi berubah menjadi sosok pribadi yang matang dalam hal ilmu agama dan kebangsaan.

Sepak Terjang KH Subchi

Awal Pergerakkan Perjuangan Rakyat Indonesia memang tidak terlepas dari peran Sarekat Islam yang diketuai oleh HOS Tjokroaminoto.

Halaman:

Editor: Riedha Adriyana

Sumber: nu.or.id

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Mengenang 100 Hari Astari Rasjid

Selasa, 28 Maret 2023 | 12:03 WIB
X