Kilas Balik Sejarah Singkat Pembentukan dan Pendirian Kota Bandung

- Senin, 26 September 2022 | 11:42 WIB
Ilustrasi Bandung tempo dulu, Jl Braga. (bandungheritage.org)
Ilustrasi Bandung tempo dulu, Jl Braga. (bandungheritage.org)

KETIKNEWS.ID,-- Memperingati Hari Jadi ke-212 Kota Bandung, Sekretaris Daerah Kota Bandung membacakan sejarah singkat Kota Bandung.

Sekitar akhir tahun 1808 atau awal tahun 1809, Bupati beserta sejumlah rakyatnya pindah dari Krapyak mendekati lahan bakal ibukota baru.

Mula-mula Bupati tinggal di Cikalintu (daerah Cipaganti), kemudian pindah ke Balubur Hilir, selanjutnya pindah lagi ke Kampung Bogor (Kebon Kawung, pada lahan Gedung Pakuan sekarang).

"Bupati memimpin sejumlah rakyatnya, termasuk penduduk Kampung Balubur Hilir, membuka hutan pada lahan bakal ibukota (daerah Cikapundung hilir)," ungkapnya di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kota bandung, Minggu 25 September 2022.

Baca Juga: Bukan Diambil dari Nama Tokoh Lokal, Berikut 10 Nama Jalan di Bandung Diambil dari Nama Tokoh Asing

Tidak diketahui secara pasti, berapa lama Kota Bandung dibangun. Akan tetapi, kota itu dibangun bukan atas prakarsa Daendels, melainkan atas prakarsa Bupati Bandung, bahkan pembangunan kota itu dipimpin langsung oleh Bupati.

Dengan kata lain Bupati R.A. Wiranatakusumah II adalah pendiri (The Founding Father) Kota Bandung.

"Kota Bandung tidak berdiri bersamaan dengan pembentukan Kabupaten Bandung. Kota itu dibangun dengan tenggang waktu sangat jauh setelah Kabupaten Bandung berdiri," katanya.

Kabupaten Bandung dibentuk pada sekitar pertengahan abad ke-17 Masehi, dengan Bupati pertama Tumenggung Wirangunangun.

Ia memerintah Kabupaten Bandung beribukota di Krapyak (sekarang Dayeuhkolot), kira-kira 11 kilometer ke arah selatan dari pusat Kota Bandung sekarang.

Baca Juga: Gedung Gemente Huis, Cikal Bakal Lahirnya Balai Kota Bandung

Ketika Kabupaten Bandung dipimpin oleh Bupati ke-6, yakni R.A. Wiranatakusumah II (1794-1829) yang dijiluki "Dalem Kaum", kekuasaan di Nusantara beralih dari Kompeni kepada Pemerintah Hindia Belanda, dengan Gubernur Jenderal pertama Herman Willem Daendels (1808-1811).

Untuk kelancaran menjalankan tugasnya di Pulau Jawa, Ema mengatakan Daendels membangun Jalan Raya Pos (Groote Poshweg) dari Anyer di ujung Jawa Barat ke Panarukan di ujung Jawa Timur (± 1000 kilometer).

Pembangunan jalan raya itu dilakukan oleh rakyat pribumi di bawah pimpinan bupati daerah masing-masing.

Halaman:

Editor: Riedha Adriyana

Tags

Artikel Terkait

Terkini

Uniknya Gedung Bunder di Cirebon, Jawa Barat.

Jumat, 17 Maret 2023 | 18:50 WIB
X