KETIKNEWS.ID,-- Jalur Pantai Utara (Pantura) di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat dan Jawa Tengah menyimpan salah satu kesenian yang bisa dibilang mati suri.
Ya, seperti di daerah pesisir utara, di Cirebon hingga Brebes kental dengan Seni Burok.
Seni Burok merupakan kesenian tradisional khas Pantura, yang terbentang dari Cirebon hingga pesisir Brebes.
Hanya saja kini kesenian itu makin terlupakan kalau tidak bisa dibilang mati suri.
Baca Juga: Sunan Kalijaga: Seni Dijadikan Sebagai Sarana Dakwah
Seni tari Burok memang seni tradisi masyarakat pesisiran utara yang merupakan akulturasi kebudayaan Jawa Barat dan Jawa Tengah.
Kini seni Burok berkembang menyesuaikan daerah dimana seni Burok dipentaskan.
Di Cirebon, seni Burok digunakan untuk hiburan acara khitanan. Burok diarak di jalan dan diiringi musik tarling dangdut khas Cirebon.
Kesenian Burok berangkat dari filosofi Nabi Muhammad SAW. Kesenian itu berangkat dari perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju langit dengan menggunakan burok.
Baca Juga: Tari Rampai Geleng, Representasi Media Dakwah dalam Wujud Seni Pertunjukan
Kisah perjalanan itu kemudian menjadi bagian dari syi’ar Islam yang disampaikan para wali tanah Jawa.
Oleh sebabnya, dahulunya seni Burok digunakan Sunan Kali Jaga untuk berdakwah.
Saat berdakwah menggunakan topeng, genjring, dan sejenis barong kemudian diplesetkan namanya jadi burok.
Awalnya digunakan sebagai dakwah, kemudian berkembang jadi seni budaya, sampai sekarang menggunakan alat-alat musik.
Artikel Terkait
Kesenian Radat, Seni Penyebaran Agama Islam Oleh Kanjeng Sunan Kalijaga
5 Ajaran Sunan Kalijaga Dalam Mengarungi Hidup yang Bisa Kita Pedomani
Sunan Kalijaga, Wali yang Menyebarkan Islam Melalui Wayang
Filosofi Wayang yang Dibawakan Sunan Kalijaga Syarat akan Makna Islam