Filosofi Kesenian Burok Pantura Cirebon-Brebes, Media Dakwah yang Digunakan Sunan Kalijaga

- Selasa, 4 Oktober 2022 | 10:22 WIB
Kesenian Burok asli pesisir Brebes (Humas DPRD Jateng)
Kesenian Burok asli pesisir Brebes (Humas DPRD Jateng)

KETIKNEWS.ID,-- Jalur Pantai Utara (Pantura) di Pulau Jawa, khususnya Jawa Barat dan Jawa Tengah menyimpan salah satu kesenian yang bisa dibilang mati suri.

Ya, seperti di daerah pesisir utara, di Cirebon hingga Brebes kental dengan Seni Burok.

Seni Burok merupakan kesenian tradisional khas Pantura, yang terbentang dari Cirebon hingga pesisir Brebes.

Hanya saja kini kesenian itu makin terlupakan kalau tidak bisa dibilang mati suri.

Baca Juga: Sunan Kalijaga: Seni Dijadikan Sebagai Sarana Dakwah

Seni tari Burok memang seni tradisi masyarakat pesisiran utara yang merupakan akulturasi kebudayaan Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kini seni Burok berkembang menyesuaikan daerah dimana seni Burok dipentaskan.

Di Cirebon, seni Burok digunakan untuk hiburan acara khitanan. Burok diarak di jalan dan diiringi musik tarling dangdut khas Cirebon.

Kesenian Burok berangkat dari filosofi Nabi Muhammad SAW. Kesenian itu berangkat dari perjalanan Nabi Muhammad SAW menuju langit dengan menggunakan burok.

Baca Juga: Tari Rampai Geleng, Representasi Media Dakwah dalam Wujud Seni Pertunjukan

Kisah perjalanan itu kemudian menjadi bagian dari syi’ar Islam yang disampaikan para wali tanah Jawa.

Oleh sebabnya, dahulunya seni Burok digunakan Sunan Kali Jaga untuk berdakwah.

Saat berdakwah menggunakan topeng, genjring, dan sejenis barong kemudian diplesetkan namanya jadi burok.

Awalnya digunakan sebagai dakwah, kemudian berkembang jadi seni budaya, sampai sekarang menggunakan alat-alat musik.

Halaman:

Editor: Riedha Adriyana

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

5 Tradisi Unik Sambut Ramadhan di Indonesia

Jumat, 17 Maret 2023 | 17:51 WIB

Tradisi - Tradisi Unik Menjelang Puasa

Jumat, 17 Maret 2023 | 11:24 WIB
X